Selasa, 01 Agustus 2017

Pengalaman Hamil Kesundulan

pengalaman hamil kesundulan | hamil kesundulan | kesundulan hamil | tumpuan makan ibu hamil | tumpuan makan ibu hamil muda
Pengalaman hamil kesundulan ialah suatu pengalaman yang cukup unik. Sebetulnya , hamil lagi sebelum jarak 2 tahun dari kehamilan sebelumnya , tidak menawarkan cukup waktu bagi badan Ibu untuk pulih dari segala tekanan ketika hamil dan melahirkan.

Meski jarak kehamilan yang terlalu erat berisiko untuk Ibu dan janin , Ibu tidak perlu terlalu khawatir selama mengkonsumsi asupan bergizi dan menjalani kehamilan dengan senang hati.

Keputusan berapa lama jarak antara kehamilan satu dengan berikutnya memang ada di tangan Ayah dan Ibu. Ibu mampu hamil lagi dengan segera karena dalam waktu 3-6 bulan , semua organ sudah kembali normal. Begitu pula rahim yang kembali lagi menyerupai sediakala dalam waktu 40 hari. Soal kesuburan setelah melahirkan , masing-masing Ibu memiliki masa kesuburan berbeda yang mampu diketahui dari cara menyusui.

Bagi Ibu yang memberi ASI dengan langsung menyusui pada bayi dan tidak menstruasi , mampu tidak hamil selama masa pemberian ASI langsung 6 bulan. Tapi , kalau Ibu tidak selalu menyusui langsung pada bayi dan memerah ASI , kesuburan Ibu mampu langsung kembali normal , walaupun belum menstruasi. Ini disebabkan tingkat hormon prolaktin menurun sehingga mendukung terjadinya produksi hormon GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) dan FSH ( Follicle Stimulating Hormone) yang berperan penting dalam pertumbuhan sel telur dalam ovarium.

Nah , masalahnya “Sudah Bisa Hamil” dengan “Sudah Layak Hamil” ialah dua hal yang berbeda. Ibu memang dapat hamil tanpa mengikuti usulan WHO alias organisasi kesehatan dunia (memberi jarak kehamilan antara 2-5 tahun) , tetapi apakah Ibu layak hamil? Berikut ini ialah penjelasannya , dilihat dari aspek fisik dan psikologis.


Aspek Fisik Dalam Hal Hamil Kesundulan


Hamil kembali sebelum jarak 2 tahun tidak menawarkan cukup waktu bagi badan Ibu untuk pulih kembali dari segala tekanan yang diderita ketika hamil dan melahirkan. Sel-sel dalam badan Ibu juga belum akibat menjalani proses pemulihan. Ini berarti , meski mampu dibuahi , kondisi badan Ibu tidak layak hamil. Apalagi kalau kurang nutrisi , mampu saja kesehatan Ibu akan drop sampai besar lengan berkuasa pada kesehatan jangka panjang Ibu. Inilah beberapa risikonya bila Ibu hamil kembali di bawah 2 tahun :


Hb Belum Kembali Normal

Salah satu elemen dalam badan yang harus normal kembali ketika hamil kembali ialah kadar hemoglobin (Hb). Hb merupakan sel darah merah yang berfungsi mengangkut makanan dan oksigen ke seluruh jaringan badan , termasuk asupan untuk janin. Perdarahan yang dialami ketika persalinan membuat kadar Hb Ibu turun. Bila jarak kehamilan satu dengan berikutnya terlalu cepat , dikhawatirkan kadar Hb belum kembali normal.


Mengalami Anemia

Ibu mampu mengalami anemia karena tubuhnya belum cukup untuk mengumpulkan cadangan zat besi dari kehamilan sebelumnya.


Mengalami Osteoporosis

Menurut penelitian di Amerika Serikat , perempuan yang sudah kesundulan hamil lagi sebelum anaknya berusia lebih dari 1 tahun , berisiko 4 kali lipat mengalami osteoporosis di masa mendatang. Pasalnya , cadangan kalsium di badan Ibu akan ditransfer untuk pertumbuhan janin , sementara kecukupan kalsium gres didapatkan Ibu setelah usai menyusui. Jarak kehamilan yang kurang dari 1 atau 2 tahun tentunya belum cukup bagi Ibu untuk mendapatkan kembali kepadatan tulang.


Menderita Hipertensi Kronis

Bila di kehamilan pertama ada riwayat penyakit tertentu , semisal hipertensi/darah tinggi , maka untuk penderita preeklamsia ( kondisi medis dengan gejala hipertensi ketika kehamilan) butuh waktu pemulihan lebih lama. Jika tidak diberi waktu untuk pulih kembali , Ibu dapat berisiko menderita hipertensi kronis atau seumur hidup menjadi penderita hipertensi.


Meningkatkan Risiko Autisme

Hasil penelitian yang diterbitkan pada 2014 oleh Journal of the American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (jurnal medis hasil evaluasi kerja para psikiatri anak di Amerika Serikat semenjak 1987) menandakan , Ibu yang kesundulan hamil lagi dalam waktu kurang dari 1 tahun setelah melahirkan dapat meningkatkan risiko bayinya mengalami autisme.


Aspek Psikologis Dalam Hal Hamil Kesundulan


Setelah melahirkan anak pertama , dalam kondisi pemulihan fisik , Ibu juga harus menghadapi aneka macam problem dalam pengasuhan anak sulung. Misalnya , kendala yang dialami ketika menyusui. Apalagi harus menghadapi kondisi hamil kesundulan anak kedua. Terbayang sudah , stress-nya menyerupai apa. Stress ketika hamil tentu tidak baik untuk kesehatan mental Ibu dan akan menghipnotis kondisi janin.

Apalagi , ketika Ibu menghadapi kehamilan yang tidak direncanakan , seringkali ada perasaan menyesal , kecewa dan terbebani. Kondisi emosional Ibu hamil kesundulan ini sangat besar lengan berkuasa pada janin , karena janin dapat merekam segala sesuatu yang dirasakan Ibu. Maka , bila Ibu merasa berat dalam mendapatkan kehamilan yang tidak direncanakan , ini , janin juga mampu merasakannya. Dampaknya , ketika anak tumbuh besar , biasanya akan sulit untuk membangun kekerabatan yang erat dengan Ibu. Selain itu , akan besar lengan berkuasa pula pada tumbuh kembang anak dalam jangka panjang , yaitu berisiko membuat anak lebih mudah tantrum (mudah marah dan bertindak kasar) dibanding anak dari kehamilan yang direncanakan.

Selain itu , pada kehamilan yang direncanakan , Ibu pasti berusaha menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi asupan bergizi tinggi , sehingga janin pun tumbuh sehat dan berkualitas. Hati yang senang juga membuat Ibu lebih semangat menghadapi kehamilan yang payah di trimester pertama. Sebaliknya , ketika Ibu tidak senang dengan kehamilannya , otomatis perjuangan dalam menjaga kesehatan tidak sebesar ketika menjalani kehamilan yang direncanakan.


Minimalisasi Risiko Hamil Kesundulan


Tentu sangat wajar bila Ibu merasa terbebani dengan kehamilan yang tidak direncanakan ini , namun baiknya tidak terlalu lama menyesalinya ya. Silahkan menumpahkan perasaan Ibu sampai puas pada orang terdekat , tapi selanjutnya Ibu harus move on. Disinilah perlunya Ibu bersikap bijaksana. Bayangkan perasaan anak (janin) bila ia tahu kalau tidak diinginkan orangtua-nya.

Segera setelah Ibu mendapatkan kehamilan ini , mulailah untuk berusaha menjaganya dengan baik. Sadari bahwa trimester pertama ialah periode emas janin , dimana semua elemen dalam badan janin sedang dibangun. Ibu pasti menginginkan generasi penerus yang berkualitas bukan? Nah , untuk mewujudkannya , Ibu mampu menerapkan beberapa tips berikut ini :
  • Diskusikan dengan Ayah , apa saja yang Ibu butuhkan. Ceritakan perasaan Ibu semoga Ayah mengerti kondisi Ibu dan dapat memikirkan langkah selanjutnya bersama-sama.
  • Minta Ayah untuk meringankan beban/tugas Ibu semoga Ibu memiliki waktu istirahat dan dapat mengurus diri. Misalnya , dengan membantu mengasuh anak sulung. Bagaimanapun , Ayah perlu berperan dalam mengasuh anak sulung karena si kakak akan menghadapi masalah-masalah gres , menyerupai : merasa tidak diperhatikan lagi karena ada kehadiran adik , merasa dinomorduakan , dan lainnya.
  • Bila Ayah tidak mampu diajak bicara , carilah bantuan. Mungkin Ibu mampu mengunjungi konselor , psikolog atau seseorang yang mampu menjadi daerah mencurahkan emosi Ibu. Intinya , Ibu tidak boleh memendam emosi sendirian.
  • Jika Ibu dan Ayah butuh sumbangan dalam mengasuh anak atau mengurus rumah , carilah pihak ketiga yang dapat membantu. Contoh : anggota keluarga terdekat , pengasuh anak , atau tangan kanan rumah tangga. Agar si sulung tetap diasuh dengan baik , minta pengasuh untuk menerapkan model dan aturan pengasuhan yang biasa Ayah dan Ibu terapkan pada anak.
  • Karena Ibu sudah mengetahui aneka macam risikonya , Ibu kesundulan hamil harus benar-benar menjaga kehamilan dengan maksimal. Lawan rasa mual dan konsumsi makanan bergizi tinggi dengan teratur demi mampu menyusui si sulung serta mengandung dalam kondisi sehat.


Tetap Menyusui Si Sulung


Meskipun kesundulan hamil , Ibu tetap mampu menyusui. Syaratnya Ibu harus dalam keadaan sehat. Logikanya sama menyerupai Ibu hamil dalam keadaan berpuasa. Bila kuat  dan sehat , tidak dilarang. Tapi , tidak boleh dipaksakan karena akan berisiko untuk kesehatan Ibu dan janin.

Bila menyusui membuat Ibu sakit , lemas dan keluhan lainnya , sebaiknya cari pengganti ASI , menyerupai ibu susu atau susu formula. Pikirkan konsekuensi-nya masing-masing ya. Konsultasikan dengan dokter atau konselor laktasi bila perlu.

Memang betul , janin mampu kekurangan nutrisi bila Ibu hamil masih menyusui anak sulung. Tapi , bila Ibu berusaha keras dengan memilih asupan kaya nutrisi , maka baik Ibu , si sulung , maupun janin mampu tetap mendapat nutrisi yang cukup. Untuk mendapatkan tumpuan makan terbaik , coba berkonsultasi dengan mahir gizi.

Agar janin terhindar dari anemia dan kadar Hb Ibu tetap terjaga , konsumsi asupan yang kaya zat besi , menyerupai daging merah , bit , semangka , sayur bayam , dan kacang merah. Zat besi juga memegang peranan penting dalam membangun kecerdasan anak. Kadar Hb Ibu juga harus normal semoga asupan untuk janin berjalan lancar. Untuk Ibu hamil , nilai Hb yang normal ialah di atas 11.

Hindari tumpuan makan yang sekedar kenyang saja. Mulailah menjalankan tumpuan makan ideal untuk Ibu hamil kesundulan semoga Ibu , janin dan si sulung yang masih disusui tidak kekurangan nutrisi. Selain itu , bila Ibu merasa stress , segeralah berusaha untuk menyingkirkannya. Ambil waktu jeda sejenak untuk menghibur diri dengan melaksanakan acara yang Ibu sukai , beristirahatlah dari rutinitas , atau melaksanakan acara yang membuat jadi lebih relaks.

Bila stress tidak hilang juga , carilah sahabat bicara. Bila perlu , cari orang yang bukan hanya menjadi daerah curhat , tapi juga mampu menganalisis kondisi kesehatan mental Ibu , menyerupai psikolog. Ingat ya , Ibu harus selalu senang dan berpikir kasatmata demi kebaikan seluruh keluarga.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar