Rabu, 02 Agustus 2017

Hamil Di Luar Kandungan (Kehamilan Ektopik)

Hamil Di Luar Kandungan (Kehamilan Ektopik)
Hamil diluar kandungan yaitu sesuatu yang sangat ditakuti oleh para wanita. Ketika Ibu mengalami tanda-tanda kehamilan , ibarat terlambat haid , mual muntah dan hasil testpack pun kasatmata , tetapi alih-alih mendeteksi eksistensi janin dalam rahim , dokter justru menemukan denyut kehidupan di luar rahim.

Betul sekali , kehamilan memang mampu terjadi di luar kandungan , istilah medisnya kehamilan ektopik. Pada kehamilan yang normal , pertemuan antara sel telur dan sperma terjadi di jalan masuk telur. Setelah pembuahan terjadi , seharusnya hasil pembuahan ini berjalan menuju rongga rahim.

Tapi pada kasus hamil di luar kandungan , hasil pembuahan tidak mampu mencapai rahim atau macet dan menetap di jalan masuk telur atau tempat lainnya dalam perut Ibu , misalnya di leher rahim , dalam rongga perut atau di indung telur.

Otomatis , janin memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk bertahan hidup. Biasanya kehamilan di luar kandungan hanya dapat bertahan 5-10 minggu. Kehamilan ibarat ini tidak mampu diselamatkan sehingga sering terjadi keguguran. Namun , pada sejumlah kondisi kecil , pola pada kehamilan abdominal , ada juga janin yang mampu bertahan hingga masa persalinan dan persalinannya dilakukan dengan cara sesar.

Pastinya , Ibu yang mengalami kehamilan ektopik butuh pertolongan medis secepatnya. Jika dibiarkan , kondisi ini sangat berbahaya dan dapat mengancam nyawa Ibu karena kehamilan ektopik mampu menimbulkan perdarahan dalam rongga perut. Perdarahan dalam ini lebih berbahaya dibanding perdarahan luar.

Hamil ektopik menimpa sekitar 1% dari seluruh kehamilan. Sekitar 12% perempuan akan kembali mengalami kehamilan ektopik , saat sebelumnya pernah mengalaminya. Kabar baiknya , perempuan akan subur kembali setelah mengalami kehamilan ektopik. Hanya saja , biasanya perempuan yang mengalami kehamilan ektopik akan dilanda stress berat berat. Akibatnya , 30% tidak ingin mengalami kehamilan kembali , dan sekitar 10% akan memiliki problem kesuburan.



Infeksi Tuba Fallopi


Kehamilan ektopik mampu disebabkan banyak sekali faktor. Namun , yang paling sering yaitu : bisul pada tuba fallopi (saluran yang menghubungkan indung telur dan rahim) dan adanya kerusakan di jalan masuk telur yang membuat embrio tidak mampu menuju ke rahim. Pada beberapa kasus , ada kemungkinan penyebabnya ialah kesalahan salah satu jenis hormon pengaturan yang berperan dalam hal ini , sehingga perjalanan hasil pembuahan tidak lancar alias mengalami hambatan.

Semua perempuan beresiko mengalami hamil diluar kandungan. Hanya saja , risiko hamil diluar kandungan meningkat pada Ibu yang memiliki riwayat kehamilan ektopik sebelumnya , pernah mengalami operasi pembedahan pada tempat sekitar tuba fallopi , ada kelainan kongenital pada tuba fallopi , memiliki riwayat PMS (penyakit menular seksual) , dan risiko meningkat pada yang pernah pengguguran berulang.

Saat usia kehamilan mencapai 6-10 ahad , Ibu dengan kehamilan ektopik akan mengalami sakit mendadak pada salah satu panggul , perdarahan vagina di luar jadwal menstruasi , nyeri yang sangat di tempat perut episode bawah , hingga mampu hingga pingsan , terlihat pucat , tekanan darah rendah namun denyut nadi meningkat.



Deteksi Dini


Sayangnya , tidak ada tanda-tanda khusus seorang Ibu mengalami kehamilan diluar kandungan. Di awal-awal kehamilan , tanda-tanda yang diperlihatkan sama dengan kehamilan normal pada umumnya , ibarat : terlambat menstruasi , morning sickness , dan pada tes kehamilan juga memperlihatkan tanda positif. Karena tanda-tanda yang begitu ibarat inilah , banyak Ibu hamil yang tidak menyadarinya.

Karena tanda-tanda kehamilan ektopik sama dengan kehamilan normal , maka kehamilan ektopik sulit dideteksi dengan hanya pemeriksaan luar. Untuk itu diharapkan pemeriksaan melalui USG (ultrasonografi) , dari sini dapat terlihat apakah ada yang berbeda di jalan masuk telur , apakah ada pendarahan dan janin ada di luar rahim.

Selain itu , deteksi kehamilan ektopik juga mampu dilakukan dengan pengukuran kadar hormon kehamilan hCG (Human Chorionic Gonadotropin). Ibu yang mengalami kehamilan ektopik , kadar hCG-nya tidak mengalami peningkatan. Cara lainnya dengan laparoskopi atau pembedahan dengan sayatan kecil di episode bawah perut untuk pemeriksaan episode dalam.



Embrio Diangkat


Karena hamil diluar kandungan sangat berisiko terhadap keselamatan Ibu , umumnya dokter akan mengambil keputusan untuk membatalkannya melalui operasi guna mengangkat embrio , sebagian atau keseluruhan jalan masuk telur yang pecah , dan dibersihkan hingga tak ada jaringan yang tertinggal.

Jika hanya salah satu jalan masuk telur yang diangkat , Ibu masih memiliki kemungkinan untuk hamil kembali dan melahirkan normal. Sangat penting untuk mengkonsultasikannya kepada dokter atau bidan apabila Ibu memutuskan untuk hamil kembali. Lakukan konsultasi sebelum dan selama kehamilan guna menghindari kejadian yang sama terulang dan menjaga kehamilan tetap berlangsung dengan baik hingga masa persalinan nanti.

Tapi kalau kehamilan ektopik ini telah membuat kedua jalan masuk telur diangkat , tentu Ibu tak mampu hamil kembali atau menjadi infertil. Pada kondisi ini , Ibu sangat membutuhkan sumbangan Suami dan keluarga , ataupun sahabat akrab supaya dapat pulih dan mampu melewati kesedihan karena kehilangan janin atau jalan masuk telurnya. Di masa-masa yang sangat berat ini , sebaiknya Ibu tidak memendam kesedihan sendiri. Kehadiran Suami , terutama , sangat dibutuhkan untuk menguatkan mental Ibu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar