Kamis, 10 Agustus 2017

Kategori Obat Untuk Ibu Hamil

kategori obat untuk ibu hamil | obat untuk ibu hamil
Kategori obat untuk ibu hamil harus selalu diperhatikan , sebisa mungkin pilih yang berkategori A.

Soal keamanan derma obat untuk ibu hamil sudah menjadi perhatian banyak sekali pihak semenjak dulu. United States Food and Drug Administration (US FDA) menggunakan 5 kategori obat (A , B , C , D , dan X) untuk keamanan itu.

Obat yang masuk ke dalam kategori A dan B berarti tidak menyampaikan adanya risiko terhadap janin dan aman dikonsumsi pada masa kehamilan. Hanya saja , pada keadaan tertentu dan dosis tertentu , obat tersebut dapat bermetamorfosis kategori C.

Vitamin C dan asam folat (untuk perkembangan saraf janin) , misal , masuk kategori A. Namun bila dosis vitamin C melebihi US RDA dan asam folat melebihi 0 ,8 mg per hari , akan masuk kategori C. Begitu pun dengan vitamin E dan Nystatin Vaginal Suppository (obat untuk keputihan alasannya jamur) yang juga kategori A , dapat masuk kategori C bila dosis-nya berlebihan. Hal sama akan terjadi pula pada obat kategori B , menyerupai Amoxylin (antibiotik) dan parasetamol (penurun demam).

Penggunaan obat pada kategori C masih dapat dibenarkan bila manfaatnya dipertimbangkan melebihi risiko terhadap janin. Umpama , untuk mengatasi kondisi yang membahayakan jiwa atau untuk mengobati penyakit berat alasannya tidak ada pilihan obat lain yang lebih aman. Obat-obatan kategori C , antara lain : Ciprofloxacin (golongan antibiotika); Furosemide (obat diuresis); dan Captopril (obat anti hipertensi).

Sementara obat kategori D sudah terbukti dapat menimbulkan dampak negatif pada janin bila diberikan kepada wanita hamil. Namun obat dalam kategori ini masih dapat diberikan bila manfaatnya lebih besar daripada risiko potensialnya. Dalam brosur produk obat , risiko ini umumnya dicantumkan dalam subjudul “Peringatan dan Perhatian”. Contoh obat-obatan kategori D , yaitu Diazepam (obat penenang) , Tetracyclin dan Doxycyclin (golongan antibiotik).

Kategori terakhir , yaitu X , bila diberikan pada ibu hamil akan menimbulkan dampak negatif pada calon bayi dan risiko penggunaannya pada perempuan hamil terperinci melebihi manfaat potensialnya. Obat dalam kategori ini dikontraindikasikan bagi wanita hamil. Tertera dalam subjudul “Kontraindikasi”.

Berikut beberapa penyakit yang mungkin terjadi pada ibu hamil :
  1. Flu. Flu umumnya tidak berdampak negatif pada janin. Flu yang ringandapat ditangani tanpa obat-obatan , menyerupai : menambah jam istirahat ibu hamil atau bila hidung tersumbat , ibu mampu mengoleskan minyak penghangat di dada , perut , punggung , atau hidung.
    Flu yang disertai demam , penurunan nafsu makan , serta keringat di malam hari , migrain mahir , perlu segera dikonsultasikan pada dokter. Sekali lagi hindari minum obat bebas. Tidak semua kandungan dalam obat flu aman untuk ibu hamil dan janin. Beberapa di antaranya dapat meningkatkan risiko keguguran , gangguan pertumbuhan janin , cacat bawaan pada janin , dan cacat pada bayi.
  2. Cacar. Tidak perlu menunggu beberapa hari , segera konsultasikan kondisi ini pada dokter. Cacar dikhawatirkan memiliki dampak pada janin dan dapat menimbulkan komplikasi kehamilan bergantung pada usia kehamilan ketika itu. Contohnya :
    Pada usia kehamilan di bawah 20 ahad dapat terjadi komplikasi berupa : ancaman keguguran janin; bayi lahir cacat (Congenital Varicella Syndrome); terjadi kelainan pada jari , tulang , alat-alat persendian , dan buta; ukuran kepala yang lebih kecil dari ukuran normal; timbul bercak-bercak putih pada kulit atau jaringan parut.
    Pada usia kehamilan setelah 20 ahad dapat terjadi komplikasi berupa gangguan pertumbuhan janin dan keterlambatan perkembangan mental.
    Pada usia kehamilan trimester 3 , komplikasi yang dapat terjadi ialah jikalau bayi lahir 2-4 hari setelah ibu terpapar cacar air , bayi mampu mengalami cacar air mahir yang dapat mengancam jiwanya. Dalam keadaan demikian , si bayi harus segera diimunisasi Varicella Zoster Immune Globulin (VZIG).
  3. Campak. Merupakan jenis penyakit sangat menular yang penyebarannya melalui udara dari kontak dengan orang terinfeksi. Campak pada ibu hamil yang tidak diobati dapat menyebabkan keguguran , bayi lahir mati atau prematur. Makara diwajibkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter bila menemukan gejala-gejala campak menyerupai : demam , pilek , batuk , dan ruam (ditandai dengan bintik-bintik merah pada kulit) , atau gres saja melaksanakan kontak dengan orang yang terinfeksi dan tidak yakin jikalau ibu telah divaksinasi.
  4. Tifus. Demam tifoid pun sama , penyakit endemik Indonesia ini mempunyai risiko terjadinya abortus , lahir prematur , atau bayi lahir kecil.
  5. TB. Hal yang sama dengan penyakit TB , selain mengurangi produktivitas pada diri ibu hamil , juga berdampak pada lingkungannya. TB pada umumnya tidak akan memperburuk kondisi janin , namun jerawat terjadi setelah bayi lahir. Oleh alasannya itu , segera berkonsultasi dengan dokter untuk pengobatan TB pada ibu hamil , alasannya pengobatan TB memakan waktu untuk sembuh sempurna. Setelah melahirkan , ibu dengan TB aktif sebaiknya diisolasi dari bayinya untuk mencegah kontak.
  6. Penyakit Mata. Penyakit mata tidak memiliki efek membahayakan pada kehamilan , namun kondisi ini tetap perlu di konsultasikan pada dokter , terutama mengenai obat yang aman untuk dikonsumsi. Terkadang , gangguan pada mata juga mampu berafiliasi dengan preklamsia (hipertensi dalam kehamilan).
  7. Hipertensi. Ingat , kadar gula darah yang melebihi ambang batas normal (>200 mg/dl) dan tekanan darah yang lebih dari 140/90 mmHg dapat berakibat tidak baik pada bayi dan ibu bila tidak ditangani semenjak awal kehamilan. Untuk itu , segeralah berkonsultasi dengan dokter bila memiliki riwayat keluarga atau potensi menerima penyakit tersebut semenjak prakehamilan. Jangan mengobati sendiri , alasannya ada golongan obat anti hipertensi yang tidak boleh / tidak aman dikonsumsi oleh ibu hamil.
  8. Hipotensi. Hipotensi (darah rendah) dapat dikatakan normal terjadi pada ibu hamil jikalau dalam batas yang memang lazim , yaitu sekitar 10 mmHg pada awal kehamilan. Seiring dengan meningkatnya usia kehamilan , tekanan darah akan kembali lagi ke kisaran normal.
    Tapi perlu diketahui , apabila tekanan darah tidak kunjung meningkat dapat menimbulkan dampak yang kurang baik pada janin. Disini menjadi alasan pentingnya pengontrolan tekanan darah dalam pemeriksaan kehamilan (antenatal care) untuk mendeteksi dini segala kelainan yang mungkin timbul pada ketika kehamilan.
    Jika ibu hamil mengalami Hipotensi , mampu mengikuti tips berikut ini : istirahat yang cukup; berbaring telentang dengan kaki yang diganjal oleh bantal; mengkonsumsi zat besi bila mengalami anemia; dan bila berlanjut , segera komunikasikan dengan dokter.

 

Menjaga Kesehatan Selama Masa Kehamilan

 
kategori obat untuk ibu hamil | obat untuk ibu hamil
Menjaga lebih baik daripada mengobati. Klise kedengarannya. Namun inilah yang patut untuk dilakukan. Dengan menjaga kesehatan , ibu jadi tak mudah sakit. Cara menjaga kesehatan pada masa kehamilan sama menyerupai kita menjaga kesehatan pada umumnya , menyerupai :
  1. Menjauhi rokok dan asap rokok alasannya dapat mengganggu kesehatan ibu dan mensugesti kesehatan janin.
  2. Tidak mengkonsumsi alkohol. Alkohol bersifat larut dalam air , jadi cepat diserap oleh seluruh organ tubuh. Bagian yang terbuang hanya berkisar 5-15% saja melalui keringat , paru-paru dan urine. Alkohol yang terserap mengalir melalui fatwa darah ibu hamil , masuk ke dalam kanal darah janin di rahim. Efeknya , mampu menyebabkan kelainan otak , epilepsi , dan sindrom alkohol atau Fetal Alcohol Syndrom (FAS).
  3. Batasi minum kopi satu kali sehari. Konsumsi kafein di atas 200 mg per hari dikhawatirkan dapat menghambat pertumbuhan janin. Dalam satu cangkir kopi diperkirakan mengandung 100 mg kafein , namun bagi mereka yang menyukai kopi kental , mampu saja kandungan kafeinnya lebih tinggi untuk tiap cangkirnya.
  4. Konsumsi makanan sehat dan bergizi dengan komposisi seimbang. Dengan gizi seimbang , kebutuhan nutrisi ibu dan janin mampu terpenuhi.
  5. Waktu tidur yang cukup. Ibu hamil yang waktu tidur malamnya kurang dari enam jam ketika hamil muda , tekanan darah sistolik pada trimester terakhir hampir 4 mm/Hg lebih tinggi daripada ibu hamil yang tidur selama sembilan jam di waktu malam. Sementara ibu hamil yang waktu tidur malamnyakurang dari 5 jam , akan meningkatkan risiko 9 kali lipat mengalami preeklamsia.
  6. Menjaga kebersihan pribadi , terutama organ kewanitaan. Saluran uretra pada wanita pendek , ditambah dengan muara yang relatif terbuka serta sangat berdekatan dengan alat kelamin dan anus yang banyak mengandung basil , menyebabkan potensi atau peluang basil masuk ke dalam kanal kemih menjadi sangat besar.
  7. Olahraga yang cukup. Olahraga meningkatkan stamina sehingga secara tidak eksklusif turut pula menjaga kesehatan bayi yang akan dilahirkan. Dengan cukup berolahraga , ibu juga akan menerima manfaat berupa :
    Meningkatkan keberhasilan persalinan normal. Ini terkait dengan meningkatnya kebugaran (jantung dan paru) serta ketahanan fisik.
    Mampu mengejan lebih lama tanpa kelelahan pada ketika proses melahirkan.
    Mempercepat kembali ke bentuk tubuh semula setelah persalinan.

 

 

Bagaimana Ibu Hamil Harus Bersikap Jika Sudah Telanjur Sakit?

 
kategori obat untuk ibu hamil | obat untuk ibu hamil
Makara , apakah ibu hamil dapat minum obat dengan berpatokan pada kategori tersebut? Ibu hamil dapat menganggap 5 kategori ini sebagai pengetahuan dan bekal dalam mendiskusikan suatu obat pada dokter. Obat mana yang paling aman untuk ibu dan yang tidak membahayakan si calon bayi , dokterlah yang sepenuhnya memahami.

Konsultasikan obat yang sedang / akan ibu konsumsi pada dokter. Jika ibu memiliki riwayat penyakit tertentu menyerupai diabetes , darah tinggi , jantung dan sebagainya , dan telah rutin minum suatu obat semenjak sebelum hamil , tanyakan wacana keamanan obat tersebut pada masa kehamilan. Begitu pula obat untuk penyakit musiman , menyerupai flu , diare , batuk , dan lainnya. Meski banyak obat bebas yang dijual untuk itu , hindari membelinya tanpa berkonsultasi pada dokter kandungan.

Perlu diketahui , sebagian besar obat dapat melewati plasenta hingga pada sirkulasi darah janin sehingga kadarnya dalam sirkulasi janin hampir sama dengan kadar dalam darah ibu. Dalam beberapa situasi , ini dapat membahayakan janin , misal konsumsi obat di awal kehamilan. Masa tiga bulan pertama kehamilan ialah masa pertumbuhan dan perkembangan sistem organ tubuh janin. Masa ini ialah waktu rentan terjadinya keanehan , abortus spontan (keguguran) , gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin.

Untuk itu sekali lagi , selalu berkonsultasilah pada dokter kebidanan dan kandungan perihal obat-obatan yang akan dikonsumsi selama masa kehamilan.

Jika anda membutuhkan gosip lebih lanjut mengenai problem seputar ibu hamil , silahkan kunjungi situs berikut ini ... PANDUAN LENGKAP UNTUK IBU HAMIL.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar