Bila posisi bayi sungsang atau melintang masih dapat berputar ke posisi normal dengan trik khusus. Tingkat keberhasilannya mencapai 90%.
Normalnya , menjelang kelahiran , posisi janin ialah kepala di bawah , kaki di atas. Tapi , ada calon ibu yang posisi janinnya abnormal. Oleh kebanyakan orang , posisi ini kerap disebut sungsang. Sedangkan di dunia kedokteran disebut malpresentasi.
Ada 4 tipe malpresentasi , yaitu posisi bayi melintang dan sungsang. Bayi disebut melintang dalam kandungan kalau posisinya horizontal (transverse pregnancy) , sumbu badan bayi melintang terhadap sumbu badan ibu , dengan kepala pada sisi samping rahim yang satu dan bokong atau kaki pada sisi yang lain. Sedangkan sungsang ialah posisi bayi sejajar dengan sumbu badan ibu tapi kepala bayi ada di atas.
Sementara itu , janin yang sungsang , memiliki 3 variasi pada posisi kaki :
- Frank Breech , bokong janin berada di bawah dengan kedua tungkai terangkat ke atas hampir menyentuh indera pendengaran , posisi hampir sejajar dengan pundak atau kepala. Sebanyak 65-70% janin sungsang ialah posisi Frank breech.
- Complete Breech atau sungsang tepat yaitu kalau bokong janin berada di atas lisan rahim sementara kedua kaki terlipat tepat , menghadap ke atas sejajar dengan telinga. Jika dilihat dengan sekilas , janin menyerupai sedang berjongkok.
- Incomplete Breech atau sungsang tidak tepat kalau satu kaki janin berada di atas dan kaki lainnya berada di bawah.
Hampir semua janin dalam posisi sungsang di usia kehamilan 28 ahad , yakni posisi kepala berada di bawah tulang rusuk ibu. Sampai kehamilan 28 ahad , janin masih bebas bergerak sesukanya karena berat masih lebih ringan dibandingkan rahim dan ukurannya masih kecil. Ketika usia kehamilan masuk ahad ke 34 , umumnya janin sudah berada dalam posisi tetap atau tidak berubah lagi.
Penyebab Malpresentasi
Ada 3 penyebab posisi bayi melintang atau sungsang , yaitu faktor janin , faktor ibu , dan faktor ari-ari atau plasenta. Pada penyebab yang berasal dari faktor janin , kasusnya cukup beragam. Pertama , ketika ukurannya lebih kecil dibandingkan rahim , maka janin akan bebas berputar , baik ke atas maupun ke bawah sehingga mampu terjadi malpresentasi. Malpresentasi juga mampu terjadi kalau ukuran bayi sudah cukup besar untuk berputar , sementara posisi kepala masih di atas atau di samping. Kepala yang harusnya mampu melewati panggul menuju posisi normal risikonya “terpental” kembali karena kepala janin sudah lebih besar daripada rongga panggul ibu. Janin pun sulit berputar ke arah bawah. Pada kasus janin kembar , kemungkinan malpresentasi menjadi lebih besar alasannya ialah janin saling berdesakan. Pada beberapa kasus janin kembar , desakan tersebut mampu menghalangi janin untuk masuk ke posisi normal.
Jika penyebab posisi melintang ialah faktor ibu , umumnya karena ibu memiliki bentuk rahim yang tidak normal , air ketuban yang terlalu banyak , pinggul terlalu sempit , dan tumor pada rongga panggul atau rahim (miom atau kista ovarium). Kasus multigravida pada ibu yang sudah melahirkan banyak anak terutama lebih dari 5 juga mampu menjadi penyebab. Pada kondisi ini rahim jadi lebih tegang dibandingkan dengan kehamilan yang normal.
Untuk penyebab yang berasal dari ari-ari , umumnya janin melintang karena kasus plasenta previa (letak plasenta di bawah menutup jalan lahir). Plasenta previa dapat mengurangi luas ruang rahim sehingga bayi berputar-putar , berusaha mencari daerah yang lebih luas yaitu di episode atas atau samping. Penyebab lain bayi melintang ialah relaksasi / peregangan dinding perut jawaban proses persalinan sebelumnya yang belum tepat atau ibu pernah melahirkan 4 kali atau lebih.
Deteksi dan Penanganan
Umumnya posisi malpresentasi janin dapat diketahui ketika pemeriksaan rutin dengan rabaan luar perut. Jika episode atas atau samping perut terasa keras dan besar , diperkirakan terjadi malpresentasi janin. Cara lainnya dengan USG dan pemeriksaan episode dalam dengan menggunakan jari.
Jika sudah pasti terjadi malpresentasi atau sungsang , dokter akan menyarankan ibu untuk sering-sering melaksanakan posisi sujud (nungging dengan dada menempel di lantai) , posisi perut seolah-olah menggantung ke bawah. Jika posisi ini dilakukan dengan teratur segera setelah ada kepastian dari dokter (biasanya di ahad ke 34) , kesempatan bayi mencapai posisi lahir normal cukup besar yaitu sekitar 90% , terutama kalau latihan dilakukan di awal trimester 3. Dengan catatan tidak ada faktor yang sangat menghalangi posisi bayi untuk berputar.
Cara lain untuk merubah posisi janin melintang menjadi normal ialah dengan cara versi luar (externalcephalic version / ECV). Sesuai dengan namanya , versi luar ialah tindakan mengubah posisi janin melintang dari luar. Tindakan akan segera dihentikan bila ibu merasa sakit (otot rahim kejang , misalnya) atau tak sengaja tindakan tersebut melepas plasenta. Versi luar tak mampu dilakukan bila letak plasenta ada di bawah alasannya ialah janin tidak mungkin mampu diputar.
Saat ini tindakan versi luar sudah sangat jarang dilakukan karena dianggap cukup berisiko. Kalaupun dilakukan , risiko harus diperkecil dengan memilih lokasi rumah sakit yang memiliki kemudahan pembedahan sesar emergensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar