Rabu, 09 Agustus 2017

Kasus Plasenta Lepas Pada Ibu Hamil

plasenta lepas | ruptured placenta
Mungkin banyak Ibu yang bertanya apa itu Ruptured Placenta (RP) atau Plasenta Lepas? Sebelum menjawab pertanyaan itu , Ibu pasti sudah mengetahui perihal plasenta bukan? Betul , plasenta merupakan organ penghubung bagi Ibu dan janin. Melalui plasenta inilah janin tidak hanya akan mendapat asupan nutrisi , namun juga darah dan oksigen.

Normalnya plasenta akan lepas setelah bayi dilahirkan. Namun pada kasus Ruptured Placenta (RP) atau dikenal juga dengan istilah Solutio Placenta atau Abruptio Placenta , plasenta sudah lepas ketika bayi masih berada dalam rahim. Plasenta yang lepas dari dinding rahim mampu hanya sebagian , namun dapat juga seluruhnya. Jika yang lepas seluruh plasenta , maka relasi Ibu dan janin akan eksklusif terputus. Ini berarti fatwa darah dari Ibu ke bayi akan otomatis terhenti. Begitu juga dengan fatwa makanan dan oksigen (O2). Karena tidak menerima O2 , janin terancam mengalami hipoksia (kekurangan oksigen) dan terhenti kehidupannya.

Pada kondisi plasenta lepas sebagian , umumnya akan terjadi perdarahan dalam rahim. Bila darah yang keluar cukup banyak , darah mampu masuk ke sela-sela otot rahim dan menyebabkan nyeri mahir dan perut tegang. Dalam perjuangan menutup luka perdarahan , faktor pembekuan darah mampu terlalu banyak terpakai sehingga menimbulkan perdarahan keluar di daerah lain , mampu hidung , indera pendengaran , mata , bahkan pori-pori tubuh. Akibatnya yang bersangkutan dapat mengalami anemia , hipotensi , hingga kegagalan multiorgan. Kondisi ini tentu perlu mendapat penanganan medis segera.

 

Siapa Yang Berisiko ?

 

Pada dasarnya , Ruptured Placenta (RP) atau Plasenta Lepas mampu dialami oleh semua perempuan hamil , namun yang lebih berisiko yaitu :
  1. Ibu hamil dengan hipertensi/preeklamsia/eklamsia.
  2. Pernah mengalami benturan pada kandungan.
  3. Pernah melaksanakan pemutaran posisi janin.
  4. Mereka yang memiliki tali sentra pendek.
  5. Ketuban pecah sebelum waktunya.
  6. Pengecilan yang tiba-tiba pada hidramnion atau kehamilan kembar. Pada kondisi hidramnion , volume air ketuban meningkat sehingga menekan plasenta ke dinding rahim. Demikian juga pada kehamilan kembar , rahim yang seharusnya berisi 1 bayi , ini ada 2 bayi atau lebih. Kondisi ini menekan plasenta ke dinding rahim.
  7. Diabetes melitus terkadang dapat memicu  kondisi ini. Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab ini , Ibu hamil diperlukan dapat lebih meningkatkan kewaspadaan. Contoh , jikalau terdeteksi mengalami hipertensi , Ibu perlu menjaga semoga tekanan darah dapat selalu di kontrol dengan baik. Bila posisi bayi tidak normal , menyerupai sungsang atau melintang , jangan mencoba memperbaiki dengan memutar posisinya. Hindari benturan pada perut. Juga tentu , selalu berhati-hati untuk tidak terjatuh. Hindari daerah licin dan perhatikan ganjal kaki yang Ibu gunakan.

 

Apa Bedanya Antara Ruptured Placenta (RP) Atau Plasenta Lepas Dengan Placenta Previa ?

 

Jika plasenta berimplantasi di daerah yang salah , misal pada jalan lahir , maka kondisi tersebut dinamakan Placenta Previa , bukan Ruptured Placenta (RP) atau Plasenta Lepas. Disebut Ruptured Placenta (RP) jikalau plasenta berimplantasi di daerah yang normal dan lepas ketika usia kehamilan minimal 22 ahad atau berat bayi minimal 500 gram.

 

Hal-Hal Yang Perlu Dilakukan Jika Terjadi Plasenta Lepas

 

Jika seorang Ibu Hamil menyampaikan gejala-gejala / tanda-tanda Ruptured Placenta (RP) atau Plasenta Lepas , tugas keluarga atau siapa pun yang ada di bersahabat si Ibu sangatlah besar.
  1. Bila terjadi pada kehamilan di atas 5 bulan , si Ibu mengeluh nyeri perut , tegang , disertai perdarahan sedikit di vagina , apalagi ada riwayat tekanan darah tinggi , maka ketika itu juga Ibu harus segera dibawa ke rumah sakit terdekat yang memiliki kemudahan operasi. Waktu sangat berharga untuk menyelamatkan Ibu dan janin.
  2. Sampaikan kondisi Ibu pada tim medis sedetail-detailnya. Dokter akan menegakkan diagnosis dengan cara : anamnesis , pemeriksaan fisik , maupun dengan alat bantu , menyerupai USG. Hal ini penting dilakukan alasannya yaitu ada kondisi lain yang menyerupai Ruptured Placenta (RP) , menyerupai plasenta previa dan vasa previa yang pecah.
  3. Setelah diagnosis Ruptured Placenta (RP) ditegakkan , penanganan yang dilakukan oleh dokter bergantung pada berat ringannya Ruptured Placenta (RP) dan usia kehamilan ketika itu.
Tindakan Medis Ruptured Placenta (RP) Berat :
  1. Mengatasi stress berat dengan dukungan cairan infus.
  2. Transfusi darah.
  3. Menghentikan Ruptured Placenta (RP) dengan melahirkan bayi dan plasenta secepat mungkin melalui bedah sesar.
  4. Bila uterus sudah membiru (uterus couvelarere) dan perdarahan dari uterus tidak dapat dihentikan , mungkin dilakukan pengangkatan rahim. Selanjutnya menangani komplikasi yang mungkin dan sudah terjadi.
Tindakan Medis Ruptured Placenta (RP) Sedang :
  1. Bila kehamilan aterm (cukup bulan) , dilakukan pengakhiran kehamilan segera.
  2. Bila kehamilan belum cukup bulan dan Ruptured Placenta (RP) berkembang ke arah yang lebih berat , kehamilan harus segera diakhiri untuk menyelamatkan nyawa Ibu dan bayi.
  3. Bila Ruptured Placenta (RP) tidak bertambah berat , kehamilan mampu diteruskan dengan dukungan obat pematangan paru untuk janinnya dan serta mengatasi kelainan yang timbul , menyerupai anemia , hipertensi , dan mencegah terjadinya komplikasi.
  4. Namun bila terjadi gawat janin , maka kehamilan harus disudahi juga.
Tindakan Medis Ruptured Placenta (RP) Ringan :
Karena tidak timbul komplikasi bahkan sering kali tidak diketahui , biasanya dokter hanya melaksanakan observasi denga lebih ketat. Hal ini dilakukan supaya jangan hingga terlambat mendeteksi Ruptured Placenta (RP) menjadi tambah berat.

 

 

Tanda-Tanda Ruptured Placenta (RP)

 

Berikut ini yaitu tanda-tanda dari terjadinya Ruptured Placenta (RP) :
  1. Pada Ruptured Placenta (RP) atau Plasenta Lepas ringan , sering kali tidak ada keluhan. Biasanya gres terdeteksi setelah bayi lahir. Saat plasenta lahir ditemukan adanya stolsel (gumpalan darah mati di adegan dalam plasenta) atau mampu juga ditemukan ketika pemeriksaan dengan USG.
  2. Pada Ruptured Placenta (RP) sedang , perdarahan sekitar 200-500 cc. Biasanya akan ada keluhan nyeri perut yang menetap , perut mengalami nyeri tekan dan kaku , kadang ada perdarahan sedikit dari vagina.
  3. Pada Ruptured Placenta (RP) berat , plasenta terlepas lebih dari setengah dengan perdarahan sekitar 100 cc , perut sakit dan tegang , ibu hamil mengalami stress berat , terkadang juga terjadi gangguan multiorgan. Umumnya bayi sudah meninggal dalam rahim.

 

Kasus Ruptured Placenta (RP) Di Mata Hukum

 

Kasus Ruptured Placenta (RP) atau Plasenta Lepas yaitu kasus gawat darurat yang membutuhkan pertolongan dan tindakan segera. Seringan apa pun kasusnya , pertolongan harus diberikan untuk menyelamatkan nyawa Ibu dan si bayi. Pada kasus ini , posisi dokter sangat lemah di mata hukum , alasannya yaitu tidak ada jaminan semua tindakan medis yang telah dilakukan akan berhasil. Bila gagal , apalagi pada ketika kejadian tidak ada keluarga pasien , mampu saja mereka menerka dokter melaksanakan malpraktik.
Jika anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai problem seputar ibu hamil , silahkan kunjungi situs berikut ini ... PANDUAN LENGKAP UNTUK IBU HAMIL.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar