Berikut ini yakni beberapa gangguan kesehatan yang sering terjadi selama masa-masa kehamilan.
Anemia
Penyakit anemia memang paling sering dialami oleh Ibu Hamil , karena ketika hamil , kebutuhan akan zat-zat makanan bertambah , darah dan sumsum tulang pun berubah. Anemia dalam kehamilan secara umum dibagi dalam 4 jenis , yaitu : anemia defisiensi besi; anemia megaloblastik; anemia hipoplastik; dan anemia hipolitik.
Anemia defisiensi besi paling banyak diderita ibu hamil. Penyebabnya kekurangan zat besi. Kekurangan ini disebabkan minimnya pemasukan unsur besi dari makanan ke tubuh. Bisa jadi makanan tersebut memang unsur zat besinya atau karena ada gangguan pencernaan , sehingga unsur zat besi tidak bisa diserap oleh tubuh ibu hamil. Penyebab lain , terlalu banyak unsur zat besi yang keluar dari tubuh , karena perdarahan pada penyakit wasir yang kronis , misalnya.
Anemia megaloblastik tidak berbeda dengan anemia defisiensi besi , yaitu akhir kekurangan makanan asam folat. Sedangkan anemia hipoplastik terjadi akhir sumsum tulang si penderita kurang bisa membuat sel-sel darah baru. Penyebabnya belum diketahui secara pasti. Bisa karena mengalami infeksi berat , sinar rontgen yang mengenai sumsum tulang , atau keracunan dan pengaruh obat-obatan , ibarat streptomisin. Untuk anemia hemolitik , penyebabnya yakni penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan pembuatannya.
Gejala klinis semua jenis anemia ibarat satu sama lain , yaitu : gampang lelah , lesu , sesak napas ketika beraktivitas , permukaan kulit dan wajah pucat , mudah pusing , dan gampang pingsan. Akan tetapi , cara mengatasinya bergantung pada jenis anemia yang diderita , selain juga bergantung pada kapan anemia muncul. Kaprikornus , tiap Ibu tidak sama cara penanganannya.
Umumnya , anemia defisiensi besi dan megaloblastik dapat diatasi dengan cara mengkonsumsi tablet yang mengandung zat besi dan asam folat. Cara konvensional umumnya dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan beragam sehingga tidak terjadi kekurangan zat gizi tertentu.
Anemia hemolitik biasanya diatasi dengan transfusi darah. Umumnya , penderita anemia hemolitik mengalami kesulitan untuk hamil. Bila terjadi kehamilan akan menambah berat kehamilan itu. Sedangkan anemia hipoplastik , pengobatan dilakukan dengan transfusi darah.
Alergi
Alergi bisa muncul dalam bentuk gatal-gatal , bersin-bersin , hingga asma. Hal ini karena kehamilan membuat kehamilan membuat kekebalan tubuh Ibu menurun. Belum lagi adanya perubahan kadar hormon progesteron yang mempermudah munculnya alergi.
Alergi dapat dicegah dengan menghindari alergen atau zat-zat pemicu alergi. Selain itu , makanlah makanan yang rendah lemak , tapi tinggi karbohidrat dan protein. Jika masih gagal setelah melaksanakan hal tersebut , sebaiknya konsultasi pada dokter kandungan. Kalau pun Ibu Hamil harus minum obat , dokter akan memastikan obat tersebut aman untuk janin.
Penyakit Saluran Pernapasan
Salah satu penyakit akses nafas yang dapat muncul memang influenza dan pneumonia. Dengan makin besarnya kandungan , sekat rongga dada pun kian tertekan ke atas. Akibatnya , ruang paru-paru lebih sempit , sehingga oksigen yang masuk ke paru-parumakin sedikit. Sebagai kompensasinya , napas pun jadi semakin cepat yang membuat Ibu Hamil gampang tersengal-sengal.
Belum lagi meningkatnya hormon progesteron mengakibatkan otot-otot pernapasan menjadi kendur. Padahal , untuk bisa menyediakan oksigen dalam jumlah yang sama atau malah lebih selama hamil , mau tidak mau otot-otot itu dipacu bekerja lebih cepat.
Melemahnya daya tahan tubuh Ibu ataupun perubahan volume darah dapat membuat Ibu Hamil lebih mudah terkena infeksi dibanding kondisi ketika tidak hamil.
Pencegahannya cukup hidup sehat. Penanganannya , kalau keluhannya berat , Ibu harus intens berkonsultasi dengan dokter kandungan.
Gangguan Saluran Pencernaan
Sakit maag atau gastritis. Akibat rasa mual yang ditimbulkan , ibu hamil biasanya jadi malas makan yang justru akan meningkatkan produksi asam lambung. Kaprikornus , kalau mau terhindar dari penyakit ini , makanlah dengan teratur dan benar , hindari makan makanan yang terlalu pedas.
Diabetes
Ibu hamil rawan mengalami perubahan kenaikan kadar gula darah yang tidak pernah dialami ketika sebelum hamil. Soalnya , pada ibu hamil terjadi perubahan metabolisme penghancuran karbohidrat. Bertambah tingginya kadar hormon progesteron dan hormon estrogen dibanding ketika tidak hamil , besar lengan berkuasa pada menurunnya kemampuan daya tangkap insulin. Padahal insulin sangat diharapkan untuk menetralkan peningkatan gula darah seseorang. Untuk menghindari ini , lakukan kontrol gula darah secara teratur selama kehamilan dan juga mengkonsultasikan setiap problem yang dialami.
Hipertensi
Hipertensi atau penyakit darah tinggi terjadi karena adanya pembuluh darah yang menegang sehingga membuat tekanan darah meningkat. Gejala yang umum dialami : pusing dan sakit kepala , kadang disertai dengan bisul di tempat tungkai , bila dilakukan pemeriksaan laboratorium kan ditemui adanya protein yang tinggi dalam urine , tekanan darah bisa mencapai 140/90 sementara batas normal untuk tekanan darah sistolik yakni 100-120 dan tekanan diastolik 70-85.
Pada kasus ini , ada Ibu yang sudah mengidap hipertensi sebelumnya , dan ada yang gres terjadi ketika hamil. Kondisi inilah yang disebut dengan preeklamsia dan eklamsia. Preeklamsia biasanya terjadi pada kehamilan lebih dari 20 ahad dan harus segera ditangani semoga tak meningkat menjadi eklamsia yang tak saja berbahaya buat Ibu , tapi juga janin.
Preeklamsia ringan ditandai dengan tekanan darah yang meninggi , protein yang berlebihan dalam urine , pembengkakan , serta kenaikan berat tubuh yang cepat. Gejala klinisnya : penglihatan menjadi kabur , perut terasa sakit atau panas , sakit kepala , serta denyut nadi yang cepat. Kecuali itu , bisul karena preeklamsia tidak hanya terjadi di kaki , tapi akan terjadi pula pada wajah dan tangan . kalau terjadi pembengkakan di wajah atau tangan , segera periksakan diri untuk mengetahui apakah penyebabnya bersifat patologis atau fisiologis.
Sedangkan risiko eklamsia sangat besar , yakni mengalami kejang-kejang hingga mengancam jiwa. Tentunya kalau hingga tidak tertolong , janin bisa mengalami nasib yang sama. Pada ketika eklamsia mengancam , biasanya dokter akan mengutamakan keselamatan Ibu. Bayi akan dikeluarkan dengan proses induksi untuk menghasilkan persalinan normal. Bila induksi tidak berhasil barulah dilakukan operasi sesar.
Tentu saja hipertensi tidak selalu berdampak buruk bagi kehamilan. Asalkan terkontrol , penyakit tekanan darah tinggi ini tak akan jadi masalah. Bahkan , untuk kasus preeklamsia , pada umumnya setelah masa kehamilan , penyakit tersebut akan menghilang dengan sendirinya.
Hipotensi
Ukuran tekanan darah pada ibu hamil yang mengalami hipotensi atau tekanan darah rendah biasanya 90/60. Hanya saja hal ini tidak hingga berakibat fatal. Gejala yang dialami umumnya sama dengan hipertensi , yaitu pusing-pusing dan sakit kepala disertai dengan tubuh lemas. Hipotensi biasanya terjadi karena Ibu kurang tidur atau kurang istirahat dan kecapaian.
Penanganannya : cukup banyak istirahat dan cukup tidur , makan makanan yang dapat menaikkan tensi darah ibarat daging. Selama porsinya tidak banyak , diperbolehkan makan makanan yang bergaram atau asin.
Jika anda membutuhkan isu lebih lanjut mengenai problem seputar ibu hamil , silahkan kunjungi situs berikut ini ... PANDUAN LENGKAP UNTUK IBU HAMIL.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar