Lagu untuk ibu hamil dipercaya bisa menunjukkan efek positif bagi perkembangan janin. Dr. Alfred Tomatis dan Don Campbell telah melaksanakan beberapa penelitian yang menghasilkan kesimpulan bahwa karya musik yang memiliki melodi dan frekuensi tinggi bisa merangsang dan memberdayakan kawasan kreatif dan inovatif di otak sehingga anak kelak tumbuh menjadi eksklusif unggul. Hal yang serupa juga telah diungkap oleh Dr. Van De Carr , bahwa musik atau lagu untuk ibu hamil dapat kuat positif pada janin yang dikandungnya. Apakah ada penjelasan ilmiah terhadap manfaat positif dari lagu untuk ibu hamil ini ? Lagu dapat diartikan sebagai paduan banyak sekali jenis bunyi yang membentuk getaran yang dapat menunjukkan rangsang pada emosi , organ tubuh dan juga pengindraan. Ini berarti , ibu hamil yang mendengarkan musik akan memberi respons , baik secara fisik maupun psikis , yang akan menggugah sistem tubuh , termasuk acara kelenjar-kelenjar di dalam tubuhnya. Pada ibu hamil acara banyak sekali kelenjar di dalam tubuhnya akan memengaruhi perkembangan si janin. Keterkaitan antara janin dan sang ibu dapat dianalogikan sebagai kekerabatan antara insan dengan lingkungannya. Lingkungan yang penuh dengan gejolak sosial akan membuat emosi insan yang berada dalam lingkungan tersebut terganggu. Demikian pula dengan janin yang berada dalam kandungan ibu. Bila ibu hamil terguncang secara emosional maka janin yang berada dalam kandungannya juga akan terganggu. Harus dapat dipahami bahwa aspek fisik dan psikis pada insan selalu saling berhubungan. Jika kondisi emosi janin terganggu , maka perkembangan fisik kemungkinan juga akan mengalami gangguan. Tentu , terapi lagu untuk ibu hamil hanyalah salah satu bentuk upaya ibu untuk mengoptimalkan perkembangan janin. Masih banyak upaya lain yang perlu ibu lakukan , menyerupai memperhatikan asupan gizi dan nutrisi selama masa kehamilan.
Jenis Lagu Untuk Ibu Hamil Yang Sebaiknya Diperdengarkan
Semua jenis lagu atau musik dapat memberi rangsang psikofisik (ikut bernyanyi , menari , mengangguk-anggukkan kepala dan lain lain) bagi seorang manusia. Tetapi tidak semua lagu dapat bersifat terapeutik. Musik yang enak didengar belum tentu bersifat terapeutik dan cocok sebagai lagu untuk ibu hamil.
Lalu bagaimana dengan jenis musik lainnya ? Sayangnya hingga dikala ini belum ada penelitian yang cukup memadai untuk dapat menandakan bahwa musik atau lagu jenis lain dapat berkhasiat bagi wanita hamil dan janinnya.
Pada beberapa ibu yang kebetulan tidak menyukai jenis-jenis musik diatas , maka dapat diganti dengan memperdengarkan suara-suara natural dari alam , menyerupai misalnya bunyi air hujan , bunyi daun bergesekan dan lain-lain. Intinya ialah bagaimana seorang ibu hamil dapat merasa lebih hening dan mereduksi tingkat depresi.
Fungsi Terapi Lagu Untuk Ibu Hamil Bagi Sang Ibu dan Janin-nya
Selain jenis musik yang telah disebutkan diatas , juga terdapat beberapa jenis musik yang akan berkhasiat bagi wanita hamil. Misalnya , bunyi orang sedang mengaji , alunan musik rohani dari gereja , dan banyak sekali musik yang bersifat rohani. Hal ini disebabkan karena alunan lagu atau musik yang bersifat rohani dapat menunjukkan ketenangan jiwa bagi ibu hamil. Hal ini berakibat pada berkurangnya stress atau depresi bagi sang ibu , yang pada alhasil akan berakibat positif pada janin yang sedang dikandungnya.
Stres yang tidak dikelola dengan baik , akan berdampak buruk bagi ibu yang bersangkutan dan perkembangan janin di rahimnya. Stres pada wanita hamil akan meningkatkan kadar renin angiotensin , yang memang sudah meningkat pada wanita hamil sehingga akan mengurangi sirkulasi rahim-plasenta-janin. Penurunan sirkulasi ini menyebabkan pasokan nutrisi dan oksigen kepada janin berkurang. Perkembangan janin pun terhambat. Hambatan macam ini bisa dihilangkan atau dikurangi bila si ibu mendengarkan musik atau lagu yang dapat mengurangi stres atau depresi-nya.
Selain berkhasiat untuk sang ibu , mendengarkan alunan musik yang hening , maka jantung si janin akan berdenyut dengan hening pula. Bahkan , setelah dilahirkan mendengarkan musik klasik juga memberi pengaruh baik bagi si bayi. Sekadar pola , seorang bayi berusia tiga bulan , yang semenjak lahir sering diputarkan musik klasik , bisa menggerakkan badannya sesuai dengan iramanya. Jika irama makin cepat menuju klimaks , gerakan bayi lebih cepat dan aktif , dan ketika musik berhenti beliau menunjukkan ketidaksenangan.
Mendengarkan musik klasik sesungguhnya merupakan episode dari beberapa stimulasi yang biasanya diberikan oleh ibu hamil kepada janin di dalam kandungannya. Stimulasi tersebut meliputi stimulasi fisik-motorik dengan “mengelus-elus” jabang bayi melalui kulit perut sang ibu , stimulasi kognitif dengan berbicara dan bercerita kepada janin , dan stimulasi afektif dengan menyentuh perasaan bayi. Makin sering dan teratur perangsangan diberikan , makin efektif pengaruhnya.
Pada janin , musik akan merangsang perkembangan sel-sel otak. Perangsangan ini sangat penting karena masa tumbuh kembang otak yang paling pesat terjadi semenjak awal kehamilan hingga bayi berusia tiga tahun. Stimulasi ini haruslah seimbang. Orang bau tanah sebaiknya tidak hanya menstimulasi kemampuan otak kiri , tetapi juga otak kanannya.
Oleh para pakar , organ pengontrol pikiran , ucapan , dan emosi ini memang dibedakan atas dua potongan , kiri dan kanan , dengan fungsi berbeda. Otak kanan berkaitan dengan perkembangan artistik dan kreatif , perasaan , gaya bahasa , irama musik , imajinasi , lamunan , warna , pengenalan diri dan orang lain , sosialisasi , serta pengembangan kepribadian. Sementara otak kiri merupakan tempat untuk melaksanakan fungsi akademik menyerupai baca-tulis-hitung , daya ingat (nama , waktu , dan peristiwa) , nalar , dan analisis. Untuk merangsang potongan otak kiri yang bertanggung jawab terhadap kemampuan akademik , musik dengan syair yang mendidik terbukti memberi pengaruh baik. Bayi yang dilahirkan , ketika berusia dua tahun ternyata memiliki kemampuan komunikasi pasif dan aktif menyerupai anak usia empat tahun. Contoh lainnya , bayi berusia tiga bulan umumnya belum ada tanda-tanda mengeluarkan kata-kata ‘a-e-o’. Tapi bayi yang , ketika masih dalam kandungan , mendapat terapi musik sudah bisa mengeluarkan kata-kata itu , kemampuan berbahasanya lebih cepat.
Oleh karena itu , bila stimulasi dilakukan secara seimbang , dibutuhkan anak yang dilahirkan kelak tidak cuma memiliki kemampuan akademik yang baik tetapi juga kreatif. Kalau beliau cerdik matematika , beliau juga bisa berbahasa , menulis , dan mengarang dengan baik.
Terapi Lagu Untuk Ibu Hamil Untuk Memutar Janin Sungsang
Uniknya , terapi lagu untuk ibu hamil juga bisa digunakan untuk memutar posisi janin sungsang menjadi normal. Beberapa jenis musik baroque ciptaan Antonio Vivaldi dan Johann Sebastian Bach , kini digunakan di Kanada dalam upaya memutar letak janin yang sungsang semenjak usia 32 – 35 minggu.
Semula upaya memutar letak janin ini dilakukan cuma melalui senam (postural exercise) dengan posisi the breech tilt (berbaring dengan pantat disokong tiga bantal hingga tingginya sekitar 30 cm dari lantai dan lutut ditekuk) yang diperkenalkan pertama kali oleh Marianne B.W. pada 1983. Atau , dengan cara visualisasi (mengubah posisi janin dengan kemampuan mental). Pada tahun 1987 Penny Simkin P.T. menyempurnakan cara senam dengan memadukan musik dan senam.
Dalam memadukan senam dan terapi lagu untuk ibu hamil , posisi senam the breech tilt atau knee chest (menungging dengan dada menempel pada lantai) sesungguhnya sama saja. Namun , posisi the breech tilt menjadikan lebih banyak keluhan pada ibu hamil. Karena itu , sangat dianjurkan untuk memilih posisi knee chest.
Dengan posisi itu ditambah dengan gaya gravitasi , kepala janin akan jatuh ke arah fundus uteri. Gaya gravitasi yang terus-menerus menyebabkan kepala janin lebih fleksibel sehingga dagu janin menyentuh dadanya. Berat tubuh serta penitikberatan oleh perjuangan janin sendiri untuk mencari bunyi musik klasik biar lebih terperinci menyebabkan terjadinya perputaran letak lintang dan kemudian menjadi letak kepala.
Untuk tujuan ini , ibu hamil perlu pemeriksaan medis dan pemeriksaan USG terlebih dahulu guna mengetahui letak plasenta. Dari hasilnya bisa diketahui bisa-tidaknya si ibu melaksanakan senam yang dikombinasi dengan terapi musik untuk mengubah posisi janin. Kalau OK , latihan bisa dimulai. Latihan ini dimulai pada usia kehamilan 32 – 36 minggu. Tempat sebaiknya dipilih yang hening dan bebas bising. Frekuensinya tiga kali sehari , masing-masing 10 – 15 menit. Latihan sebaiknya dilakukan dikala janin aktif dan perut ibu dalam keadaan kosong.
Saat latihan sepasang earphone ditempelkan di episode perut bawah , tempat kepala janin dibutuhkan akan berada , dengan derma plester atau perekat lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan , musik klasik baroque (Vivaldi , Bach , Mozart) lebih baik ketimbang jenis romantic (Chopin , Debussy , Beethoven). Musik rock malah mengganggu putaran janin. Pikiran hendaknya membayangkan janin berputar ke arah yang diharapkan. Bila kepala terasa panas , pusing , mual , latihan dihentikan dan diulang keesokan harinya. Setelah dua ahad latihan , perlu pemeriksaan dokter untuk mengetahui keberhasilannya. Bila belum berhasil , perlu dilanjutkan lagi selama dua ahad dengan lama latihan sekitar 30 menit.
Kunci keberhasilan senam yang dikombinasikan dengan terapi lagu untuk ibu hamil untuk memutar letak bayi ini tergantung motivasi ibu melakukannya. Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan perputaran di antaranya letak sungsang Frank Breech , lilitan tali pusat , plasenta inersi di comu uteri yang berhadapan dengan muka janin , dan kelainan bentuk uteris (bicomis , subseptus).
Cara Melakukan Terapi Musik Untuk Ibu Hamil
Terapi musik untuk ibu hamil sebaiknya dilakukan dengan bimbingan tenaga ahli. Sekarang ini banyak sekali klinik-klinik bersalin yang mengadakan pelatihan untuk terapi musik ini. Setelah mengikuti pelatihan ini , maka para ibu hamil dapat melakukannya sendiri di rumah masing-masing.
Berikut Langkah-Langkah Dalam Melakukan Terapi Musik untuk Ibu Hamil :
- Mendengarkan musik dapat dilakukan dengan menggunakan earphone atau kalau menggunakan speaker dapat diatur jaraknya hanya sekitar setengah meter dari ibu hamil.
- Atur biar bunyi tidak terlalu keras atau terlalu lemah. Intinya , volume bunyi harus diatur biar sang ibu tetap dapat berkonsentrasi penuh.
- Jika menggunakan earphone , dapat sekali-sekali ditempelkan di episode perut. biar janin juga dapat mendengar musiknya.
- Akan lebih baik kalau sang ibu turut bernyanyi mengikuti irama musik yang didengarnya.
- Terapi lagu untuk ibu hamil sudah dapat dimulai pada dikala usia kehamilan mencapai 18-20 minggu. Menurut Harold I. Kaplan , Benjamin J. Sadock , dan Jack A. Grebb , pada usia itu janin sudah dapat mendengar. Dia juga sudah bisa bereaksi terhadap bunyi dengan memberi respons berupa kontraksi otot , pergerakan , dan perubahan denyut jantung. Bahkan , pada usia itu perkembangan mental emosional janin sudah dapat dipengaruhi musik.
- Waktu yang sempurna untuk melaksanakan terapi ini ialah sebaiknya pada dikala janin sedang terjaga. Biasanya janin sedang terjaga pada dikala setelah ibu makan siang. Lakukanlah terapi secara konsisten dan disiplin terutama dari segi waktu.
- Terapi lagu untuk ibu hamil sebaiknya dilakukan selama 30 menit setiap hari.
- Dalam melaksanakan terapi sebaiknya pilih satu jenis musik saja dalam sehari.
- Pada dikala melaksanakan terapi , seorang ibu hamil harus berkonsentrasi pada musik yang sedang didengarkan. Usahakan jangan hingga ada gangguan bunyi yang dapat mengganggu emosi sang ibu.
Saat ini penggunaan musik klasik untuk stimulasi atau terapi lagu untuk ibu hamil dan janin-nya memang bukan hal gres di negara maju macam Prancis dan Jepang. Sebaliknya , di Indonesia gres dicoba semenjak beberapa tahun terakhir ini pada rumah sakit-rumah sakit bersalin di kota-kota besar. Namun , jauh dari pusat-pusat pelayanan kesehatan juga bukan berarti ibu-ibu hamil tidak bisa melakukannya. Mereka bisa mencobanya di rumah sendiri.