Senin, 31 Juli 2017

Tips Persiapan Rumah Menjelang Persalinan Pada Ibu Hamil Trimester 3

Tips Persiapan Rumah Menjelang Persalinan Pada Ibu Hamil Trimester 3
Memberikan daerah tinggal yang nyaman bagi sang buah hati tampaknya sudah menjadi naluri seorang Ibu sebagai salah satu bentuk persiapan persalinan. Seperti seekor burung betina yang menyiapkan kandang untuk anak-anaknya , insan pun melaksanakan hal yang sama. Ternyata persiapan rumah atau daerah tinggal untuk sang buah hati dapat membuat Ibu menjadi lebih sehat alasannya banyak bergerak.

Menjelang kelahiran sang buah hati , harapan untuk mempersiapkan keperluan bayi menjadi semakin tinggi. Dari membeli kebutuhan dasar , menyerupai menyiapkan pakaian dan keperluan lainnya , hingga melaksanakan bersih-bersih rumah demi menunjukkan ruang tidur yang nyaman.

Menariknya , kegiatan yang sering dilakukan mulai trimester ketiga ini tidak hanya membuat bayi tercukupi kebutuhan dasarnya. Rumah yang bersih sudah tentu akan menunjang kesehatan bayi. Perabotan yang tertata rapi pun akan memudahkan mobilitas Ibu dalam merawat bayi.

Tidak terbatas hingga disitu , masih ada manfaat lainnya.


Persiapan Rumah Menjelang Persalinan Dapat Membuat Ayah dan Ibu Menjadi Lebih Dekat


Menyiapkan kebutuhan bayi juga memberi kesempatan bagi Ibu , Ayah dan keluarga untuk lebih erat secara emosional.

Mempersiapkan kebutuhan bayi , menyerupai belanja kebutuhan hingga kegiatan bersih-bersih di rumah merupakan salah satu bentuk tradisi persiapan persalinan yang telah lama ada. Biasanya tidak hanya Ibu yang sibuk mempersiapkan semuanya , tugas Ayah dan keluarga juga besar , sehingga tradisi tersebut kesudahannya membuat kedekatan satu sama lain lebih terasa.

Ya , dalam proses mempersiapkan kebutuhan bayi , Ibu dan Ayah memang memiliki kesempatan untuk menghabiskan waktu berdua. Dari berdiskusi perihal barang apa saja yang sebaiknya dibeli , menentukan dimana bayi akan tidur nantinya , atau melaksanakan bersih-bersih rumah bersama di selesai pekan.

Kaprikornus , walau Ibu mampu melakukannya sendiri atau menyerahkannya pada orang lain , sebisa mungkin libatkan Ayah dalam persiapannya. Ingat , kebersamaan itulah yang kesudahannya membuat Ibu dan Ayah menjadi lebih erat , lebih mengerti perihal apa saja kebutuhan bayi , sehingga nantinya mampu saling mendukung dalam merawat sang buah hati.

Tentu saja , Ibu jangan hingga lupa diri. Memang menyiapkan kebutuhan bayi terasa menyenangkan , sehingga kadang membuat Ibu tidak terasa lelah walau sudah belanja dan bersih-bersih rumah seharian. Namun ada beberapa hal yang perlu Ibu perhatikan ketika melaksanakan bersih-bersih perabotan maupun kamar bayi , biar kenyamanan dan keamanan Ibu mampu terus terjaga. Silahkan perhatikan apa saja yang mampu dilakukan dan apa saja yang sebaiknya tidak dilakukan berikut ini ...


Persiapan Rumah Menjelang Persalinan Yang Boleh Dilakukan


Berikut ini yaitu persiapan rumah menjelang persalinan yang boleh dilakukan oleh Ibu hamil :
  • Gunakan Sarung Tangan Pelindung. Zat kimia pada cairan pembersih mampu saja menyerap ke dalam kulit dan kesudahannya masuk ke pemikiran darah. Walau belum diketahui pasti dampaknya pada janin , baiknya Ibu memastikan tidak terpapar langsung. Bila ingin pembersih yang lebih aman , coba buat sendiri; gunakan baking soda untuk membersihkan lantai atau semprotkan campuran cuka dan air untuk hasil yang lebih maksimal.
  • Ventilasi Harus Baik. Hal ini biar uap racun dari cairan pembersih tidak akan mengendap , kualitas udara pun mampu tetap terjaga.
  • Kenakan Sandal Antislip. Semakin besar kehamilan , keseimbangan Ibu menjadi berkurang. Baiknya Ibu tidak sering-sering berada di daerah yang berair alasannya berpotensi terpeleset. Bila memang harus , gunakan bantalan kaki sempurna ketika berada di kamar mandi atau ruang cuci.
  • Selingi Dengan Beristirahat. Bersantailah sejenak setelah beres-beres rumah selama 20 menit walau belum merasa lelah. Ini akan menghindari Ibu dari kelelahan yang kesudahannya membuat kondisi badan menjadi tidak prima.
  • Gunakan Sapu atau Alat Pel Dengan Gagang. Hal ini akan membuat posisi punggung mampu tetap tegak. Posisi membungkuk mampu membuat perut tertekan , selain menjadikan rasa tidak nyaman. Tekanan yang berpengaruh juga mampu memicu kontraksi pada rahim. Lalu , bagaimana dengan mengepel jongkok yang katanya cantik untuk dilakukan ketika hamil besar? Bila posisi bayi masih sungsang , mengepel jongkok mampu menjadi salah satu cara untuk memperbaiki posisi janin. Namun , bila posisi janin sudah cantik , mengepel jongkok bukanlah suatu keharusan.
  • Hentikan Bila : Ibu merasa pusing , timbul flek , perut nyeri , atau mengalami kondisi apa pun yang membuat Ibu menjadi tidak nyaman.


Persiapan Rumah Menjelang Persalinan Yang Tidak Boleh Dilakukan


Berikut ini yaitu persiapan rumah menjelang persalinan yang tidak boleh dilakukan oleh Ibu hamil :
  • Mengangkat Beban Berat. Misalnya menyerupai : bejana berisi pakaian berair atau air untuk mengepel. Aktivitas ini berpotensi membuat Ibu mengalami keluhan berupa sakit pinggang atau nyeri tulang punggung. Bila mengangkat beban berat membuat otot perut tertarik , maka kontraksi mungkin saja terjadi.
  • Menggapai Benda-Benda Tinggi. Misalnya saja , Ibu berusaha meletakkan sesuatu di rak yang cukup tinggi , sehingga perlu berjinjit atau menaiki tangga. Sebisa mungkin jangan melaksanakan sendiri , tunggulah hingga ada orang yang mampu membantu. Walau Ibu melakukannya dengan hati-hati , tetap saja ada resiko untuk terjatuh.
  • Melakukannya Sendiri. Ingat , kegiatan bersih-bersih juga mampu menjadi cara untuk membuat Ibu dan Ayah menjadi lebih dekat. Coba atur waktu kapan mampu melakukannya bersama , sehingga Ayah juga memiliki kesempatan untuk menata kamar sang buah hati.
  • Membuat Target Terlalu Tinggi. Misalnya , Ibu berniat untuk mencuci semua pakaian di hari ini sekaligus membereskan perabotan bayi , kalau sebelum hamil Ibu mampu dan sanggup mengerjakan beberapa pekerjaan rumah sekaligus , kala hamil kondisinya mampu berbeda. Pasalnya , kehamilan membuat kondisi fisik Ibu jadi mudah lelah. Untuk itu , cicillah kegiatan ini atau minta anggota keluarga lain untuk membantu sehingga terasa lebih ringan.



Buah-Buahan Yang Dilarang Untuk Ibu Hamil Mitos atau Fakta?

buah yang dilarang untuk ibu hamil , pantangan buah ibu hamil , buah buahan yang dilarang untuk ibu hamil , buah yg dilarang untuk ibu hamil , bolehkah ibu hamil makan buah anggur , buah yang tidak boleh di makan ibu hamil , pantangan buah untuk ibu hamil , buah yang dilarang untuk ibu hamil muda , bolehkah ibu hamil makan buah pepaya , buah yg dilarang ibu hamil , bolehkah ibu hamil makan buah durian , buah yang dilarang buat ibu hamil , bolehkah ibu hamil makan buah nanas , buah yang dilarang dikonsumsi ibu hamil , buah yang tidak boleh di makan ibu hamil muda , buah pantangan ibu hamil muda , buah buahan yang tidak boleh di makan ibu hamil , buah yg dilarang untuk ibu hamil muda , pantangan buah bagi ibu hamil , buah apa saja yang dilarang untuk ibu hamil , pantangan buah untuk ibu hamil muda , pantangan buah-buahan untuk ibu hamil
Banyak buah buahan yang dilarang untuk Ibu hamil. Apakah hal ini ialah mitos atau fakta? Sebelum telanjur berhenti menyantap buah favorit , mari kita simak penjelasan ilmiah dibalik larangan tersebut.


Durian


Buah ini mengandung asam arachidonat dan alkohol yang dapat memicu keguguran ataupun menjadikan berat tubuh bayi menjadi rendah.

FAKTA : Durian aman dikonsumsi dikala hamil , asal jangan berlebihan. Sebuah penelitian justru mengungkap durian mengandung organo-sulphur dan tryptophan yang berfungsi sebagai antioksidan. Meski begitu , durian juga mengandung kadar gula dan karbohidrat yang tinggi. Dua biji durian ukuran sedang setara dengan 60 kalori. Karena itu , Ibu hamil yang memiliki diabetes kehamilan harus menghindari buah yang disebut juga sebagai si “raja buah” ini.


Anggur


Mengkonsumsi buah anggur pada masa dua ahad pertama kehamilan rawan membuat kondisi kandungan panas sehingga mampu menyebabkan keguguran.

FAKTA : Buah-buahan berwarna cerah , khususnya yang dagingnya juga berwarna cerah ibarat kulitnya , kaya akan flavonoid dan phytochemical. Dua zat ini berfungsi sebagai anti peradangan. Anggur juga termasuk dalam buah-buahan berwarna cerah. Belum ada penelitian yang pertanda korelasi antara konsumsi buah anggur dan keguguran. Mengkonsumsi buah anggur dalam jumlah tak berlebihan justru dapat membantu dalam persoalan konstipasi/sulit BAB yang sering terjadi dikala hamil.


Nanas


Buah nanas dapat melunakkan leher rahim sehingga mampu menjadikan keguguran (atau persalinan dini jikalau dikonsumsi pada trimester tiga).

FAKTA : Nanas kerap jadi momok bagi Ibu hamil , karena kandungan bromelain dalam buah ini dipercaya dapat memperbesar risiko keguguran serta mempercepat persalinan. Sesungguhnya , satu buah nanas hanya mengandung bromelain dalam jumlah sangat kecil. Bila Ibu hamil mengkonsumsi sedikitnya 7 (tujuh) buah nanas sekaligus , barulah akan terasa dampaknya. Itupun umumnya hanya akan menjadikan perut terasa kembung , mual yang diikuti muntah sampai diare. Jika Ibu hamil bermaksud untuk memakan nanas dengan kandungan bromelain yang paling minim , buang episode inti nanas yang keras karena di situlah bromelain paling banyak berkumpul.


Pepaya


Buah pepaya yang setengah matang atau mentah dapat memicu kontraksi rahim terutama pada masa awal kehamilan.

FAKTA : Buah pepaya yang setengah matang atau mentah mengandung getah serupa lateks. Getah ini bekerja sebagai hormon prostaglandin dan oksitosin yang dapat memicu kontraksi rahim. Oleh karena itu , Ibu hamil tidak disarankan mengkonsumsi buah pepaya mentah terutama dikala hamil muda. Jadi , pantangan Ibu hamil makan buah pepaya setengah matang atau mentah ialah benar , dan bukan hanya mitos. Akan tetapi , buah pepaya yang ranum aman dikonsumsi Ibu hamil. Enzim papain yang ada di dalam buah pepaya ranum mampu membantu persoalan pencernaan yang umumnya terjadi dikala hamil.


Air Kelapa


Minum air kelapa segar pada trimester pertama kehamilan akan melemahkan kandungan.

FAKTA : Air kelapa kaya potasium , klorida , magnesium , dan elektrolit. Air kelapa juga merupakan sumber serat , riboflavin , vitamin C , sodium dan protein. Minum air kelapa pada trimester pertama justru dapat membantu Ibu hamil mengatasi persoalan konstipasi , rasa mual di pagi hari , serta nyeri ulu hati yang kerap terjadi dikala hamil. Air kelapa pun banyak mengandung mikromineral. Minum air kelapa dapat membantu menormalkan tekanan darah yang rendah atau tinggi kala hamil.


Kuncinya Adalah Tidak Berlebihan


Sesungguhnya , tidak ada pantangan makanan bagi Ibu hamil. Untuk memastikan janin memperoleh nutrisi terbaik dalam jumlah cukup , Ibu harus menerapkan teladan makan bergizi seimbang yang terdiri atas karbohidrat , protein , lemak , vitamin dan mineral. Ibu pun sebaiknya mengkonsumsi makanan bervariasi untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janinnya. Selain itu , pembelajaran makan pertama dimulai semenjak janin berada di dalam rahim , sehingga dengan Ibu mengkonsumsi makanan bergizi seimbang yang bervariasi , akan mendukung proses pembelajaran ini.

Kebutuhan energi Ibu hamil lebih banyak daripada dikala tidak hamil. Pada trimester pertama , energi Ibu hamil harus ditambah 180 kkal per hari dan pada trimester kedua-ketiga ditambah 300 kkal per hari. Untuk konsumsi air , Ibu hamil harus menambah minum setiap hari sebanyak 300 ml. Kebutuhan vitamin dan mineralnya pun meningkat. Walau demikian , bukan berarti Ibu hamil harus menambah porsi makan berlebihan supaya “cukup untuk berdua”. Contoh : energi 300 kkal sudah mampu diperoleh dari satu iris roti gandum ditambah satu sendok selai kacang.

Kelebihan berat tubuh Ibu hamil di luar batas normal akan meningkatkan risiko banyak sekali persoalan pada kehamilan , ibarat tekanan darah tinggi dan diabetes kehamilan. Sebaliknya , kebutuhan gizi Ibu hamil yang tidak terpenuhi dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan otak , fisik , metabolisme , sampai hormon janin. Dalam jangka panjang , hal ini dapat berdampak pada kecerdasan dan munculnya penyakit , semisal diabetes melitus , tekanan darah tinggi , kanker , dan sebagainya.

Pada prinsipnya , apa yang dikonsumsi berlebihan pasti akan mengganggu kesehatan. Jika terlalu banyak makan yang pedas-pedas atau asam misalnya , mampu timbul gangguan pencernaan , ibarat mual , sakit perut , muntah , dan diare. Ibu hamil yang mengalami diare akut berisiko menderita dehidrasi yang dengan sendirinya sangat mengganggu kehamilan.

Hal lain yang juga perlu untuk diperhatikan ialah kebersihan makanan yang akan dikonsumsi. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir sebelum makan , serta memastikan kebersihan makanan , akan menurunkan risiko terkena penyakit yang disebabkan kuman , ibarat tifus.

Jari Tangan Kesemutan Pada Saat Hamil

tangan kesemutan ketika hamil ,jari tangan kesemutan ketika hamil ,jari tangan kesemutan pada ibu hamil
Makara Ibu sering mengalami jari tangan kesemutan ketika hamil? Bisa jadi itu gejala Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Pada tahun 2000 -  2001 , sebuah kelompok studi di Italia mempelajari terjadinya CTS pada Ibu hamil. Hasilnya ialah , 62% dari responden secara klinis didiagnosis mengalami CTS.

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan kumpulan gejala yang terjadi pada terowongan karpal (carpal tunnel) yang terletak di pergelangan tangan. Terowongan kecil ini di dalamnya terdapat saraf median dan tendon-tendon yang memiliki kegunaan dalam pergerakan jari-jari tangan , menunjukkan sensasi perasa atau sentuhan pada jari , serta menunjukkan tenaga pada otot tangan untuk menjepit dan memegang benda oleh ujung jari.

Tangan kesemutan ketika hamil atau CTS dapat terjadi alasannya beberapa faktor. Misalnya , gerakan tangan yang berulang (seperti : pekerjaan mekanik dimanufakturing) , semua hal yang menyebabkan pembengkakan di terowongan karpal (semisal: mengetik di keyboard komputer terlalu lama) , kondisi medis lain (seperti: penyakit diabetes melitus dan obesitas) , faktor herediter (keturunan) , adanya stress berat ( dislokasi , patah , hematom (terkumpulnya bekuan darah) di kawasan lengan bawah serta pergelangan tangan) perubahan hormon selama kehamilan , dan sebagainya.

Gejala CTS seringkali dirasakan di jari tangan , terutama ibu jari , jari telunjuk , jari tengah , dan separuh jari manis. Gejala yang muncul biasanya berkembang secara perlahan dan di malam hari akan terasa bertambah parah. Sebagian besar , keluhan ini dapat dialami pada kedua tangan  dan bisa timbul kapan saja , dimana saja.

Keluhan jari tangan kesemutan ketika hamil atau CTS juga sering dialami oleh penderita diabetes melitus (DM). Secara normatif , pedoman darah penderita DM terganggu atau tidak lancar sehingga lebih mudah terjadi kerusakan sel atau neuropati (kerusakan saraf). Itulah mengapa , bahasa lain dari CTS yaitu entrapment neuropati (neuropati jebakan) , alasannya ia terjebak dalam satu kanal.


Jari Tangan Kesemutan (CTS) Pada Ibu Hamil


Jari tangan kesemutan pada Ibu hamil (CTS) sering dialami Ibu hamil di trimester 2 , alasannya badan Ibu hamil mulai membesar dan mengalami retensi (penahanan) cairan. Ketika terjadi retensi , badan membengkak , lalu menekan saraf medianus.

Adanya perubahan hormonal pada kehamilan yang mensugesti sistem otot dan tulang , pengaruh stres ibarat ketakutan akan adanya kelainan pada bayi , dan komplikasi pada ketika hamil atau melahirkan juga dapat mensugesti timbulnya keluhan CTS.

Jari tangan kesemutan ketika hamil yang hilang-timbul , merupakan gejala paling ringan dari CTS. Ketika terjadi pembengkakan pada saraf dan tendon-tendon di terowongan karpal , saraf median akan tertekan dan menimbulkan terjadinya CTS. Saraf median yang tertekan ini akan menimbulkan rasa kesemutan , rasa panas atau nyeri , kaku pada jari yang terasa ibarat mengalami pembengkakan , mati rasa , dan yang terparah otot jadi mengecil.

Otot yang mengecil akan membuat otot jari menjadi lemah , terutama ibu jari. Saat Ibu memegang benda-benda ringan , semisal koran atau benda-benda kecil , ibarat sendok , garpu , pensil , dan pulpen , tiba-tiba terlepas begitu saja dari tangan. Contoh lainnya , kalau Ibu hobby menjahit , maka kemampuan menjahit jadi berkurang alasannya jari tak bisa menjepit jarum dengan baik.

Bagi Ibu hamil yang bekerja di depan komputer dalam waktu lama , tentu lebih berisiko mengalami CTS. Karena ketika mengetik di komputer , posisi pergelangan tangan hingga jari Ibu seringkali tidak rata sehingga menimbulkan terjadinya pengutamaan di saraf median. Itu pula yang membuat keluhan terasa bertambah ketika malam hari. Sama ketika ibarat mengetik , ketika Ibu tidur malam terkadang posisi jari tangan juga tertekuk ata tidak netral (rata).


Terapi Tangan Kesemutan Saat Hamil (CTS)


Bila diabaikan , CTS dapat berlangsung terus secara progresif , bahkan semakin memburuk. Keadaan ini umumnya terjadi alasannya ketidaktahuan akan penyakit tangan kesemutan ketika hamil (CTS) dan sering dikacaukan dengan penyakit lain ibarat rematik.

Namun , pada Ibu hamil , CTS biasanya tidak terlalu parah. Kebanyakan hanya mengeluh kesemutan dan akan hilang setelah melahirkan. Teorinya memang begitu. Bila kehamilan sudah berakhir , otomatis retensi cairan di badan Ibu akan berkurang , jadi CTS bisa sembuh dengan sendirinya , tetapi dapat juga berulang pada kehamilan berikutnya.

Kendati demikian , kalau CTS dirasakan sudah sangat mengganggu kenyamanan Ibu , maka sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Batasannya yaitu ketika Ibu mencicipi otot jari yang lemah , mengganggu tidur dan kegiatan sehari-hari , atau terus berlanjut hingga sebulan setelah melahirkan. Kalau itu semua dialami oleh Ibu , baiknya Ibu segera minta dokter kandungan untuk merujuk ke dokter seorang andal saraf dan melaksanakan pemeriksaan lebih lanjut.

Setelah berkonsultasi dengan dokter saraf dan keluhan Ibu terbukti cocok dengan gejala CTS , dokter akan melaksanakan pemerikasaan otot dan sensorik Ibu. Ibu akan diminta melaksanakan tes pallen , yaitu menempelkan punggung tangan kiri dengan punggung asisten menghadap ke atas , atau melalui pressure test. Bila Ibu mencicipi nyeri di area pergelangan tangan atau jari-jari , berarti faktual CTS secara klinis.

Selanjutnya , hasil pemeriksaan klinis Ibu akan dikonfirmasi kembali dengan pemeriksaan EMG (Elektromiografi: teknik untuk memeriksa dan merekam kegiatan sinyal otot). Dicek lagi , benarkah ada CTS atau tidak. Kalau Ibu faktual CTS berdasarkan klinis dan pemeriksaan EMG , dokter akan meminta Ibu untuk melanjutkan terapi. Setelah terapi , dokter akan mengevaluasi lagi secara klinis.

Terapi dilakukan dengan pinjaman obat yang diubahsuaikan tingkatan gejalanya. Untuk gejala tangan kesemutan ketika hamil (CTS) ringan dan sedang , bisa diatasi dengan obat anti inflamasi , membalut pergelangan tangan dengan bebat atau papan , serta suntikan hormon kortikosteroid (salah satu hormon yang mengatur metabolisme tubuh). Dapat pula dilakukan dengan fisioterapi. Ada juga occupational therapy untuk memperbaiki fungsi tangan setelah keluhan menghilang atau sembuh. Di terapi ini , Ibu akan dilatih dan diajarkan gerakan-gerakan tertentu semoga tidak menderita CTS lagi.

Bila beragam proses pengobatan ringan dan sedang tidak juga berhasil , prosedur operasi mungkin dilakukan setelah melalui banyak sekali pemeriksaan. Namun , jangan khawatir. Seperti sudah disinggung diatas , CTS pada kehamilan biasanya bersifat ringan dan akan hilang sendiri setelah Ibu melahirkan.



Perasaan Gelisah dan Takut Menjelang Persalinan

takut melahirkan ,perasaan gelisah dan takut menjelang kelahiran ,takut bersalin
Tidak sedikit Ibu hamil yang dibayang-bayangi oleh perasaan gelisah dan takut menjelang kelahiran buah hatinya. Tahukah Ibu , ketakutan ini akan menular pada janin sehingga membuatnya menjadi stres?

Proses melahirkan sering digambarkan sebagai usaha antara hidup dan mati. Tak heran bila banyak perempuan menganggap proses persalinan sebagai peristiwa menakutkan. Belum lagi dalam banyak tayangan TV atau film sering diperlihatkan kepingan Ibu melahirkan yang tampak luar biasa menyakitkan , antara lain ditandai dengan sosok Ibu yang berteriak dan menangis kala melahirkan buah hatinya.

Bukan cuma itu. Ketika bertanya kepada mereka yang pernah melahirkan , rata-rata akan menawarkan tanggapan serupa: “melahirkan itu sakit , tidak enak , tidak nyaman , dan menyeramkan!” Bahkan , sebagian Ibu justru sengaja memilih melahirkan dengan cara operasi sesar demi menghindari segala “penderitaan” itu dan supaya tidak stress berat dengan proses persalinan.


Ibu Hamil Mudah Terpengaruh


Ibu yang sedang hamil berada dalam kondisi emosi berbeda dari perempuan pada umumnya. Secara psikologis , emosi Ibu hamil lebih intens; bukan hanya disebabkan oleh fluktuasi hormon , tetapi juga karena adanya impian , doa , dan ketakutan akan kondisi kehamilan serta proses persalinan. Maka itu , umumnya Ibu hamil lebih peka dalam mendapatkan isu , terutama berkaitan dengan kehamilannya.
Apalagi bila isu itu disampaikan oleh figur yang dipercaya Ibu hamil , ibarat pasangan , orangtua , teman , bidan , dan dokter. Informasi tersebut akan menjadi sugesti yang kemudian dipercaya oleh Ibu hamil , terutama bila disampaikan secara berulang-ulang.

Misal , seorang teman bercerita , ketika hendak melahirkan , dirinya harus menunggu dokter kandungan yang datang terlambat padahal pembukaannya sudah sempurna. Ia ingat betul betapa sakitnya harus menahan diri untuk mengejan selama hampir satu jam karena proses persalinan tidak boleh dilangsungkan sebelum dokter kandungan datang. Contoh lain , pengalaman seorang kerabat yang harus melahirkan anak kembar dalam kondisi prematur. Karena jantung salah satu bayi belum tepat , kesudahannya meninggal dunia tidak lama setelah dilahirkan.

Kisah-kisah ibarat itu tak pelak mensugesti kondisi psikologis Ibu hamil dan menimbulkan perasaan takut menjelang persalinan. Di benak Ibu hamil pun terbentuk persepsi bahwa melahirkan itu pasti akan terasa menyakitkan , menyeramkan , dan penuh risiko. Padahal , pengalaman melahirkan setiap Ibu pasti berbeda dan tak mungkin sama. Namun , umumnya para Ibu hamil merasa takut akan terjadi apa-apa terhadap bayi maupun dirinya di tengah proses persalinan.

Selain itu , jikalau Ibu hamil takut , janin juga ikut takut. Bisa dibilang , rahim ialah “sekolahnya” janin. Apa pun yang dirasakan Ibu hamil turut dirasakan oleh janin. Bayangkan bila Ibu hamil merasa ketakutan dan stres setiap hari. Detak jantung semakin cepat , napas menjadi tidak teratur , suplai oksigen kurang , dan yang lebih parah ialah produksi hormon persalinan (oksitosin dan endorfin) akan berkurang , diganti oleh hormon stres (adrenalin dan katekolamin).

Tahukah Ibu , hormon-hormon tersebut juga mengalir ke plasenta dan disalurkan ke janin? Akibatnya mampu timbul banyak sekali resiko , seperti: janin stres , suplai oksigen dan nutrisi ke janin kurang , serta memicu persalinan prematur.

Nah , apakah Ibu juga mengalami perasaan takut bersalin normal?

Mari cari tahu apa yang dapat Ibu lakukan untuk mewujudkan persalinan yang nyaman dan berkesan positif.


Dukungan Ayah Untuk Menghadapi Perasaan Takut Menjelang Persalinan


Dalam menjalani proses persalinan , Ibu dan Ayah ialah satu tim. Bila Ibu diliputi kegelisahan , ketakutan , dan kepanikan , otomatis akan “menular” ke Ayah. Begitu juga sebaliknya. Oleh alasannya itu , baik Ibu maupun Ayah biar sama-sama mempersiapkan diri dalam menghadapi persalinan. Peran Ayah dalam mendukung Ibu mengalami persalinan yang hening dan nyaman , yaitu :
  • Mampu bersikap hening dan tidak panik.
  • Mampu menguatkan Ibu , antara lain dengan mengulang-ulang banyak sekali kalimat faktual mengenai persalinan.
  • Memahami apa yang dapat dilakukan untuk menenangkan Ibu , terutama di dikala persalinan. Misalnya , dengan ikut kelas hypnobirthing.
  • Ikut serta dalam kelas birth partner sehingga Ayah memahami proses persalinan yang akan dilalui oleh Ibu.
  • Mendampingi Ibu setiap kali melaksanakan pemeriksaan kandungan.



Hamil Anggur Itu Apa

hamil anggur ,hamil anggur yakni ,hamil anggur dan hamil diluar kandungan ,hamil anggur itu apa ,tanda2 hamil anggur
Usia kehamilan Ibu gres 1 bulan , tetapi perut sudah tampak membuncit? Bisa jadi , itu membuktikan hamil anggur. Ibu harus segera memeriksakan diri ke dokter.

Trimester pertama kehamilan yakni masa paling penting bagi pertumbuhan janin. Di fase inilah embrio terbentuk sampai bermetamorfosis janin. Namun , pada sebagian Ibu hamil , sel telur yang sudah dibuahi tidak berkembang secara normal. Kondisi ini memicu terjadinya kehamilan absurd yang disebut hamil anggur atau istilah medisnya mola hydatidosa.

Setelah masa pembuahan , sel telur yang sudah dibuahi seharusnya membelah diri menjadi ratusan sel dengan fungsi berbeda-beda. Sel telur yang berada di dalam rahim akan berkembang menjadi janin , sedangkan sel telur yang berada di luar akan bermetamorfosis plasenta. Nah , pada kasus hamil anggur , sel telur di dalam rahim berhenti berkembang dan menjadi massa jaringan atau tumor jinak.

Berdasarkan penyebabnya , hamil anggur dibagi menjadi dua kelompok , yakni hamil anggur lengkap dan hamil anggur parsial.

Pada hamil anggur lengkap , sel telur tidak berkembang sama sekali. Sementara sel yang sedianya akan menjadi plasenta terus berkembang menjadi trofoblas (sel-sel muda) yang kemudian membentuk gelembung-gelembung mirip anggur berisi cairan. Sel-sel ini terus tumbuh meski disertai kelainan tidak memiliki pembuluh darah.

Sedangkan hamil anggur parsial terjadi ketika satu sel telur normal dibuahi oleh dua sperma. Sel yang telah dibuahi itu akan menjadi embrio namun disertai dengan kecacatan. Jaringan plasenta absurd akan terus tumbuh , juga dengan kelainan , namun pada jadinya akan berhenti berkembang dengan sendirinya.


Gejala Hamil Anggur


Ibu yang mengalami hamil anggur akan mencicipi gejala-gejala kehamilan yang sama dengan yang dirasakan Ibu hamil di trimester pertama , mirip morning sickness. Namun , kondisi ini biasanya akan diikuti dengan gejala lain yang lebih spesifik :
  • Flek atau perdarahan dari vagina , mampu terjadi ketika kehamilan berusia 6 sampai 12 minggu.
  • Keluar jaringan atau cairan berbentuk gelembung mirip buah anggur atau mata ikan dari vagina.
  • Ukuran rahim tidak normal. Di ketika usia kandungan Ibu hamil masih 1 bulan , namun perut sudah tampak membuncit selayaknya sedang hamil 3 bulan.
  • Nyeri pada tulang panggul.
  • Kadar hCG (Human Chorionic Gonadotropin) Ibu hamil melebihi normal. Yang dimaksud hCG yakni hormon yang berfungsi menjaga atau mempertahankan kesehatan kandungan di trimester pertama. Mual dan muntah hebat , antara lain disebabkan oleh tingginya kadar hCG.
  • Anemia , akhir Ibu hamil mengalami perdarahan cukup banyak.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).

Jika Ibu hamil mencicipi beberapa gejala di atas , patut mencurigai ada kondisi hamil anggur. Namun , satu-satunya cara untuk memastikan yakni dengan memeriksakan diri ke dokter , lalu melaksanakan USG dan tes darah untuk mengukur kadar hCG di badan Ibu hamil. Dari pemeriksaan USG akan terlihat rahim kosong (tidak berisi janin) dan terdapat gambaran mirip sarang tawon atau gelembung. Selain itu , dokter juga tidak dapat mendengar adanya denyut jantung janin. Hamil anggur biasanya terdeteksi melalui USG ketika kehamilan berusia 10-14 minggu.


Menghindari Komplikasi


Jika memang positif hamil anggur , dokter akan segera melaksanakan tindakan kuretase untuk mengangkat jaringan absurd dan membersihkan rahim. Kuretase dapat dilakukan sekali atau berkali-kali , bergantung pada kondisi hamil anggur yang dialami. Pada Ibu yang telah memiliki cukup anak dan tidak berencana untuk memiliki momongan lagi , tindakan pengangkatan rahim atau histerektomi mampu menjadi alternatif.

Penanganan dengan cara membersihkan rahim perlu dilakukan secepatnya untuk mencegah timbulnya komplikasi. Hanya saja , sel-sel absurd tidak selalu hilang seluruhnya meski dokter sudah melaksanakan kuretase. Dampak jangka panjangnya , sel-sel tersebut menyimpan resiko untuk berkembang menjadi tumor ganas atau disebut koriokarsinoma. Ibu yang pernah mengalami hamil anggur mempunyai risiko sebesar 15-20% untuk menderita koriokarsinoma. Jangan khawatir , jikalau terdeteksi semenjak dini , penyakit ini dapat disembuhkan total.

Pasca-kuretase , kondisi kesehatan Ibu akan terus dipantau oleh dokter , antara lain untuk mengamati kondisi sel-sel trofoblas biar tidak berkembang menjadi tumor ganas. Caranya dengan melaksanakan tes darah untuk mengukur kadar hCG di badan Ibu. Pemeriksaan ini dilakukan secara terpola setiap beberapa ahad sekali selama sekitar enam bulan ke depan. Jika pasca-kuretase , kadar hCG Ibu masih tinggi , kemungkinan dokter akan memperlihatkan obat khusus untuk membantu menurunkannya.


Pentingnya Konsumsi Vitamin A


Berdasarkan beberapa penelitian diketahui , perempuan ras asia berisiko lebih tinggi untuk mengalami hamil anggur , bila dibandingkan dengan perempuan non asia. Khusus di Indonesia , ketika ini kasus hamil anggur lebih banyak ditemukan di kawasan atau kota-kota kecil dimana masyarakatnya masih kekurangan gizi. Para andal belum dapat menyimpulkan pemicu utama terjadinya hamil anggur , namun kurangnya asupan gizi pada Ibu hamil diduga menjadi salah satu faktor penyebab.

Banyak penelitian menyebutkan , kurangnya asupan vitamin A , termasuk semenjak sebelum hamil , turut memperbesar risiko seorang Ibu hamil mengalami hamil anggur. Penelitian yang dilakukan dalam waktu 1990-2006 memperlihatkan risiko seorang Ibu hamil untuk mengalami hamil anggur sebanyak 6 ,8 kali lebih besar jikalau kadar vitamin A di dalam darahnya ternyata di bawah normal.

Vitamin A yakni vitamin yang larut dalam lemak dan disimpan di lever (hati). Vitamin ini penting untuk mendorong proses perkembangan embrio dan untuk melawan infeksi. Kebutuhan vitamin A setiap Ibu hamil sebesar 770 mikrogram (2.565 IU) per hari dan akan meningkat ketika fase menyusui. Walaupun sangat diharapkan oleh badan dan penting bagi pertumbuhan janin , konsumsi vitamin A juga tidak boleh berlebihan karena dapat menimbulkan cacat pada bayi.

Ibu hamil dapat mencukupi kebutuhan vitamin A dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung beta-karoten , seperti: produk susu , daging sapi , telur , sayur , dan buah-buahan. Di dalam badan , beta karoten nantinya akan dirubah menjadi vitamin A. Bila Ibu merasa asupan makanan yang mengandung beta karoten atau vitamin A sehari-hari kurang , bicarakan dengan dokter mengenai kemungkinan mengkonsumsi suplementasi vitamin A dengan dosis yang tepat.


Bisakah Hamil Lagi?


Usai menjalani prosedur kuretase , biasanya dokter akan menyarankan Ibu untuk menggunakan kontrasepsi guna menunda kehamilan. Bagi Ibu yang belum pernah melahirkan , dianjurkan untuk mulai hamil lagi minimal setahun ke depan dan dua tahun ke depan bagi Ibu yang sudah pernah melahirkan.

Alasannya bukan semata memastikan kadar hCG di badan Ibu sudah normal atau kondisi rahim sudah bersih dari sisa-sisa sel trofoblas. Yang lebih penting lagi yakni mempersiapkan kondisi mental Ibu dalam menghadapi kehamilan. Pada sebagian Ibu , mengalami peristiwa mirip hamil anggur mampu jadi sama mirip kehilangan calon bayi. Rasanya sulit diterima dan meninggalkan kesedihan yang sangat mendalam. Bukan tidak mungkin , Ibu merasa stress berat untuk hamil lagi.

Kondisi mental mirip itulah yang harus dipulihkan terlebih dahulu , sebelum Ibu memutuskan untuk hamil lagi. Pasalnya , berpikir positif yakni salah satu syarat penting bagi Ibu hamil untuk menjalani kehamilan yang sehat dan membahagiakan , sehingga pertumbuhan janin pun nantinya berlangsung optimal. Ibu hamil yang diliputi emosi negatif , mirip kesedihan , stress berat , bahkan depresi akan menyalurkan energi negatif pula kepada janinnya.

Kaprikornus , jangan khawatir. Riwayat hamil anggur tidak mensugesti atau mengurangi kesuburan Ibu. Hanya saja , Ibu yang pernah hamil anggur memiliki risiko sebesar 2% untuk mengalami kondisi serupa. Risiko mengalami hamil anggur semakin besar pada Ibu yang hamil di usia lebih dari 40 tahun atau di usia kurang dari 20 tahun; pernah mengalami hamil anggur; dan pernah keguguran. Akan tetapi , risiko itu mampu dicegah dengan melaksanakan perencanaan kehamilan yang baik serta pemeriksaan kandungan yang teratur di awal kehamilan. Yang penting Ibu dan Ayah sudah sama-sama siap untuk kembali berusaha menerima momongan.



Bolehkah Ibu Hamil Bersepeda ?

bersepeda dikala hamil ,ibu hamil bersepeda ,ibu hamil naik sepeda
Terdapat pertanyaan yang sangat sering dikemukakan banyak orang , bolehkah Ibu hamil bersepeda? Bagi Ibu yang sebelum hamil memiliki hobi bersepeda , mampu tetap meneruskan olahraga ini dikala berbadan dua. Tentu dengan mematuhi rambu-rambunya.

Olahraga sepeda dilakukan dengan posisi duduk sehingga berat tubuh ditopang oleh sepeda. Efeknya , tidak mengakibatkan goncangan yang berlebih pada bab perut ataupun gangguan pada beberapa struktur penopang tubuh , seperti: tulang belakang , tulang panggul , dan lutut. Itulah mengapa , dibandingkan dengan olahraga lari atau jogging , bersepeda cenderung lebih aman.

Seseungguhnya , pada trimester manapun , olahraga sepeda bermanfaat untuk meningkatkan kebugaran jantung-paru , menurunkan risiko terjadinya kegemukan atau komplikasi kehamilan berupa preeklamsia (tekanan darah tinggi dalam kehamilan) , eklamsia (tekanan darah tinggi disertai kejang) , dan penyakit kencing manis.


Apa Kata Penelitian Mengenai Bersepeda Saat Hamil?


Penelitian yang dilakukan pada 2003 di Swedia memperlihatkan , Ibu hamil yang secara aktif melaksanakan olahraga intensitas sedang (misalnya: berenang dan bersepeda) mengalami penurunan risiko preklamsia sebesar 24% dibandingkan dengan Ibu hamil yang tidak aktif/rutin melaksanakan olahraga. Risiko preeklamsia menurun seiring dengan energy yang terbuang akhir meningkatnya acara fisik.

Bersepeda dikala hamil juga baik untuk kesehatan psikis. Tahun 2013 , The University of Western Australia mengajak puluhan Ibu hamil dengan usia kehamilan kurang dari 14 ahad dan memiliki riwayat diabetes gestasional (diabetes yang dialami selama hamil) di kehamilan sebelumnya , untuk rutin bersepeda dan menjadi bab dari penelitian mereka. Salah satu penerima penelitian mengaku , rutin bersepeda dikala hamil membuat kehamilannya jadi lebih menyenangkan dari kehamilan sebelumnya. Ia juga merasa lebih bahagia dan tidak mengalami stres.

Kalau Ibu senang tentunya janin juga senang dan kesehatan psikisnya akan terjaga dengan baik. Dampaknya , janin akan tumbuh dan berkembang dengan maksimal.


Waktu Paling Aman Untuk Bersepeda Saat Hamil


Meski memberi manfaat kesehatan pada trimester manapun , waktu yang paling aman untuk bersepeda dikala hamil yaitu pada trimester 2 dan 3.

Di trimester 1 sedang terjadi proses penempelan janin pada dinding rahim sehingga risiko keguguran sangat tinggi. Sedangkan di trimester 2 dan 3 , kehamilan sudah lebih stabil dan Ibu pun sudah lebih mengikuti keadaan dengan kehamilannya. Akan tetapi , kalau di trimester 3 , Ibu hamil mulai mencicipi kontraksi sekecil apa pun , sangat dianjurkan untuk berhenti bersepeda.

Bila Ibu sudah terbiasa berolahraga semenjak sebelum hamil , maka bersepeda mampu mulai dilakukan secara bertahap semenjak trimester 1. Tetapi bila Ibu mengalami kehamilan dengan komplikasi , harus mempertimbangkannya dahulu. Pasalnya , acara olahraga jenis apa pun dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pada kehamilan. Makara , sebaiknya Ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan supaya berkonsultasi dahulu dengan dokter seorang jago kedokteran olahraga sebelum dan selama melaksanakan kegiatan olahraga jenis apa pun.

Selain itu , meski tergolong aman dan memiliki banyak kebaikan untuk Ibu hamil , bersepeda dikala hamil mempunyai risiko pula , yang paling berbahaya yaitu jatuh. Seiring dengan meningkatnya usia kehamilan , perut Ibu juga semakin besar sehingga menyulitkan untuk mengatur keseimbangan , terutama bagi Ibu hamil yang sebelum hamil tidak terbiasa bersepeda. Risiko lainnya , bersepeda dikala hamil dapat memicu terjadinya kontraksi , terutama pada usia kehamilan tua.

Jangan merasa cemas yang berlebihan dulu. Semua risiko itu dapat diminimalisasi. Caranya? Dengan mempraktikkan panduan sebelum , selama dan sesudah bersepeda untuk Ibu hamil.


Panduan Ibu Hamil Sebelum Bersepeda


Berikut ini yaitu beberapa panduan Ibu hamil sebelum melaksanakan olahraga bersepeda :
  • Wajib melaksanakan pemanasan dan peregangan sebelum memulai bersepeda untuk menghindari kram otot.
  • Bila ingin bersepeda di luar ruangan sangat disarankan menggunakan helm , sepatu olahraga , dan celana khusus bersepeda untuk keamanan serta kenyamanan Ibu hamil dikala bersepeda.
  • Pakaian yang digunakan dapat menyesuaikan dengan daerah bersepeda , misalnya menggunakan jaket bila cuaca sejuk atau berangin dan pakaian  longgar bila ingin berolahraga di dalam ruangan atau dikala cuaca lebih hangat.
  • Siapkan heart rate monitor untuk memantau denyut jantung Ibu selama berolahraga.
  • Sesuaikan tinggi handle (setang) sepeda untuk mengikuti perubahan bentuk perut Ibu hamil sehingga dapat bersepeda dengan nyaman.


Panduan Ibu Hamil Selama Bersepeda


Berikut ini yaitu beberapa panduan Ibu hamil selama melaksanakan olahraga bersepeda :
  • Jika bersepeda di luar ruangan lebih baik bersepeda di lingkungan yang telah Ibu kenal sehingga mampu menghindari jalanan yang berbatu dan mampu berkemas-kemas sebelum menghadapi jalan menanjak atau banyak turunan untuk menghindari goncangan.
  • Gunakan heart rate monitor untuk memantau denyut jantung Ibu selama berolahraga. Berhentilah bersepeda bila detak jantung Ibu tinggi. Kalau detak jantung Ibu tinggi , detak jantung janin akan lebih tinggi lagi. Ini harus dihindari alasannya yaitu detak jantung yang cepat dalam waktu lama dan berulang-ulang akan membuat janin tidak hening bahkan mampu mengancam keselamatan janin.
  • Pertahankan posisi tegak dikala bersepeda dan tidak terlalu condong ke depan untuk menghindari tekanan pada bab perut. Untuk Ibu hamil , bersepeda baiknya dengan posisi lebih tegak atau dapat menggunakan sepeda dengan jok yang memiliki sandaran supaya Ibu mampu duduk lebih tegak dengan nyaman. Posisi jok sepeda juga dapat diturunkan sehingga setang sepeda menjadi lebih tinggi dari sadel untuk menghindari posisi membungkuk.
  • Tetap terhidrasi dengan cara cukup minum selama berolahraga. Sangat disarankan membawa sendiri air mineral selama berolahraga supaya tidak dehidrasi.
  • Hindari bersepeda di daerah panas untuk menghindari dehidrasi , kelelahan , atau heat stroke (kondisi mengancam dimana suhu tubuh mencapai lebih dari 40 derajat Celcius). Pilih waktu bersepeda di cuaca yang tidak terlalu panas atau dikala sinar matahari sedang tidak terik.
  • Lakukan bersepeda selama 30 menit. Namun , bagi Ibu yang belum biasa bersepeda dikala hamil , durasinya dapat ditingkatkan secara bertahap setiap ahad dari 10 menit sehari hingga hasilnya mencapai target 30 menit sehari.
  • Bila Ibu merasa lelah atau pusing dikala bersepeda , ambil waktu untuk beristirahat hingga keadaan normal kembali. Dengarkan sinyal dari tubuh Ibu. Bila tubuh tidak sanggup bersepeda lagi , sebaiknya pribadi hentikan.
  • Untuk menjaga tubuh tetap bugar , baiknya Ibu hamil bersepeda setiap hari. Namun , kalau mengalami kesulitan untuk berolahraga setiap hari , setidaknya dapat tetap aktif berolahraga , misalnya dengan bersepeda minimal 3 kali seminggu.


Panduan Ibu Hamil Setelah Bersepeda


Berikut ini yaitu beberapa panduan Ibu hamil setelah melaksanakan olahraga bersepeda :
  • Cooling Down dan Stretching wajib dilakukan lagi setelah Ibu berolahraga.
  • Rehidrasi dengan cukup minum. Jumlah dan jenis minuman (air mineral atau sports drink) bergantung pada intensitas dan durasi bersepeda yang dilakukan. Semakin tinggi intensitas dan durasi , semakin banyak pula jumlah cairan yang diperlukan tubuh.
  • Ganti kalori yang terbuang dengan mengkonsumsi makanan bergizi setelah berolahraga.



Tidur Mendengkur Pada Saat Hamil

mendengkur ketika hamil , ibu hamil mendengkur , ibu hamil tidur mendengkur , tidur mendengkur ketika hamil , wanita hamil mendengkur , wanita hamil tidur mendengkur , penyebab ibu hamil mendengkur , penyebab mendengkur pada ibu hamil , penyebab mendengkur ketika hamil , penyebab tidur mendengkur pada ibu hamil , penyebab tidur mendengkur ketika hamil
Jangan anggap remeh kebiasaan tidur mendengkur pada ketika hamil. Selain mampu menyebabkan tekanan darah tinggi dan diabetes gestasional , janin pun berisiko mengalami gangguan pertumbuhan dan lahir prematur.

Mendengkur atau mengorok kerap dialami oleh Ibu hamil , bahkan pada Ibu yang sebelum hamil tidak pernah mendengkur. Ibu hamil biasanya akan mulai mendengkur pada trimester kedua. Studi yang dilakukan oleh SLEEP (jurnal ilmiah dan medis bulanan yang menampilkan artikel bekerjasama dengan tidur) membuktikan , 35% Ibu hamil mendengkur 3-4 kali dalam seminggu atau setiap hari dan 26% perempuan hanya mendengkur selama kehamilan.

Kenapa sih Ibu hamil mampu mendengkur? Berikut ini yaitu beberapa alasannya …

Pertama , pertumbuhan rahim dan janin yang menekan diafragma membuat Ibu hamil menjadi sulit bernapas , termasuk ketika sedang tidur , ini membuat napas Ibu hamil menjadi berat.

Kedua , perubahan jalan masuk napas yang dipicu oleh peningkatan hormon kehamilan , sehingga menyebabkan selaput lendir dan jalan masuk hidung membengkak. Akibatnya , Ibu hamil jadi mendengkur.

Ketiga , peningkatan berat tubuh ketika hamil membuat otot pernapasan terdesak , sehingga menyempit di adegan tenggorokan , lalu berbunyi ketika dilewati udara.

Keempat , menurut Tess Graham , hebat pernapasan dan fisioterapis di Australia , stres (baik secara fisik , mental , maupun emosional) juga mensugesti pernapasan dan dapat menyebabkan seseorang menjadi mendengkur.

Saat hamil , sorang wanita memang harus selalu mempunyai perasaan yang senang atau gembira.


Bahaya Tidur Mendengkur Saat Hamil


Tidur mendengkur ketika hamil sering dianggap wajar dan tidak berisiko pada kehamilan. Padahal , mendengkur ternyata menjadikan peningkatan tekanan darah , diabetes , preeklamsia , gangguan pertumbuhan janin , dan kelahiran bayi prematur.

Mendengkur ringan ketika hamil saja sudah mensugesti fatwa darah ke janin. Janin yang dikandung oleh Ibu yang mendengkur akan berusaha melindungi diri dengan mengurangi aktivitasnya. Efeknya , janin jadi kurang aktif dan fit.

Penelitian dari University of Michigan Health System menyampaikan , Ibu hamil yang tidur mendengkur tiga malam atau lebih tiap minggunya berisiko lebih tinggi untuk melalui proses persalinan dengan operasi sesar atau memiliki bayi dengan berat lahir rendah.

Sebuah riset lain yang diterbitkan pada jurnal Chest (jurnal kesehatan semenjak 1935 , meliputi penyakit dada dan isu-isu terkait) tahun 2000 menyimpulkan , mendengkur merupakan tanda dari peningkatan tekanan darah pada kehamilan dan dapat menjadi tanda terhambatnya pertumbuhan janin.

Penelitian ini juga menyatakan , Ibu hamil mengalami peningkatan dengkuran seiring dengan usia kehamilan , sebayak 6% di trimester kedua dan 24% ketika memasuki trimester ketiga. Selain itu , 10% Ibu hamil yang mendengkur mengalami preeklamsia dengan peningkatan tekanan darah dan penambahan kadar protein pada urine , sementara yang tidak mendengkur hanya 4%.

Dalam studi lain pada 2013 , peneliti dari University of Michigan’s Sleep Disorders Centre menyatakan , dengkur kronis pada Ibu hamil memiliki kekerabatan dengan berat bayi yang lebih rendah dan operasi sesar. Penelitian ini melibatkan 1673 partisipan dan lebih dari sepertiganya yaitu Ibu hamil.

Menurut peneliti , Ibu hamil dengan dengkur kronis (yang mendengkur sebelum dan selama kehamilan) berpeluang 2/3 mempunyai berat bayi 10% lebih ringan dari berat normal. Mereka juga dua kali lebih berpeluang melahirkan secara sesar. Ibu hamil yang sudah mendengkur sebelum hamil juga berisiko mengalami operasi sesar dua kali lebih besar disbanding Ibu hamil yang gres mendengkur ketika hamil.

Kekhawatiran lain dari efek buruk mendengkur yaitu diabetes gestasional , yang menurut Centers for Disease Control and Preventation (lembaga kesehatan masyarakat nasional terkemuka di Amerika Serikat) mensugesti sampai 9 ,2% perempuan. Ini disebabkan ketika Ibu hamil tidak mampu menerima cukup oksigen , yang menjadi salah satu dampak buruk mendengkur , dapat mengubah metabolisme glukosa Ibu.


Gangguan Napas Akibat Mendengkur Saat Hamil


Penyempitan jalan masuk napas yang terjadi ketika tidur menyebabkan tersumbatnya jalan masuk napas. Akibatnya , walau ada gerak napas , udara tak ada yang masuk ataupun keluar. Napas tak terjadi. Seolah tercekik dalam tidur , terjadi reaksi berantai yang dimulai dari penurunan kadar oksigen sampai Ibu hamil terbangun. Tetapi , biasanya pendengkur tidak ingat dirinya terbangun-bangun sepanjang malam , ia hanya merasa tidak segar dan terus mengantuk di siang hari.

Kondisi henti napas di ketika tidur ini disebut sleep apnea atau selengkapnya Obstructive Sleep Apnea (OSA). Pada orang remaja , OSA merupakan salah satu penyebab utama terjadinya hipertensi dan juga menjadi penyebab banyak sekali gangguan jantung , peningkatan gula darah sampai stroke. Pada kehamilan pun tidak berbeda , mendengkur menyebabkan peningkatan tekanan darah atau gestational hypertension.

Henti napas dan berdiri singkat berulang akan menyebabkan tubuh Ibu hamil mengalami stres (stres oksidatif). Sebagai respons , tekanan darah akan meningkat. Nah , karena henti napas tidur , oksigen dalam peredaran darah Ibu juga akan naik turun sepanjang tidur , bersama dengan gangguan metabolisme. Hal ini menyebabkan kualitas janin yang kurang baik , semisal kurang berat badan.

OSA juga dapat menjadikan preeklamsia , ditandai dengan hipertensi yang gres diderita ketika kehamilan (140/90 mmhg). OSA dapat memicu preeklamsia lewat mekanisme penurunan kadar oksigen dan episode berdiri berulang (tanpa sadar) yang akan meningkatkan kegiatan simpatis tubuh. Saraf simpatis/simpatik yang berfungsi untuk memacu dan mempercepat kerja organ-organ tubuh , ibarat mempercepat detak jantung dan menyebabkan kontraksi pembuluh darah.


Mengatasi Dengkur Saat Hamil


Nah , apakah Ibu tidur mendengkur ketika hamil? Coba tanyakan kepada Ayah , apakah ketika tidur , Ibu mendengkur , berhenti bernapas sesaat ketika tidur malam , atau bernapas tersendat-sendat. Bila ya dan Ibu mendengkur lebih dari tiga malam dalam sepekan , tekanan darah naik , dan merasa ngantuk berlebihan di siang hari , ini tanda Ibu mengalami OSA.

Meski wajar bila mudah merasa lelah ketika hamil , kalau Ibu ngantuk terus-menerus sepanjang hari dan tubuh terasa amat lelah , itu menunjukan Ibu mendengkur ketika tidur malam. Sebaiknya dikonsultasikan ke dokter , biar terhindar dari dampak berbahayanya.

Baik Ibu hamil yang mendengkur kronis maupun yang gres mulai mendengkur ketika hamil , penanganannya sama saja. Ibu hamil akan melalui tahapan diagnosis di laboratorium tidur dengan menggunakan alat berjulukan polisomnografi (PSG). Dari pemeriksaan tersebut dapat diketahui jenis henti napas , derajat keparahan , gangguan fatwa udara , kadar oksigen , kerja jantung , serta bagaimana kualitas tidur Ibu. Tentu saja , kalau kesudahannya hanya mendengkur tanpa gangguan napas , Ibu tidak perlu melaksanakan pemeriksaan lebih lanjut.

Nah , setelah diagnosis ditegakkan , CPAP (Continous Positive Airway Pressure) dapat diberikan. Ibu hamil akan diajarkan bagaimana penggunaan CPAP yang sudah diberi petunjuk penyetelannya oleh dokter. CPAP yaitu alat yang fungsinya meniupkan tekanan positif ke jalan masuk napas lewat masker hidung. Tekanan positif tersebut akan menjaga jalan masuk napas Ibu tetap membuka. Dengan begitu , proses henti napas pada ketika tidur tak akan terjadi dan kadar oksigen tetap terjaga. Ibu hamil pun dapat tidur pulas.

CPAC untuk mengatasi mendengkur dan OSA ditemukan oleh Colin Sullivan. Bersama timnya , ia melihat efek mendengkur pada Ibu hamil terhadap janin , dengan cara merekam kegiatan janin lewat ultrasound. Semakin aktif gerak janin , semakin sehat pula janin tersebut. Hasilnya , gerak janin meningkat dari 319 ketika Ibu hamil mendengkur menjadi 592 setelah dengkur diatasi dengan CPAP. Saat Ibu hamil tidur mendengkur , gerak janin menurun menjadi 7 ,4 per jam. Sementara ketika mendengkur diatasi dengan CPAP , kegiatan janin meningkat menjadi 12 ,6 per jam.

Dengan menggunakan CPAP , dengkuran Ibu hamil mampu hilang , dan kondisi janin kembali optimal.




Waspadai 10 Tanda-Tanda Akan Melahirkan Dalam Waktu Dekat

tanda akan melahirkan dalam waktu bersahabat ,tanda tanda melahirkan ,tanda tanda mau melahirkan ,tanda tanda akan melahirkan ,tanda melahirkan ,tanda-tanda melahirkan sudah bersahabat ,tanda tanda melahirkan normal ,tanda melahirkan sudah bersahabat ,tanda akan melahirkan normal ,tanda2 melahirkan ,tanda tanda ibu mau melahirkan ,tanda tanda orang mau melahirkan ,waspadai tanda tanda ibu melahirkan
Saat usia kehamilan Ibu sudah cukup bulan , artinya si kecil mampu lahir kapan saja. Kenalilah menyerupai apa tanda-tanda melahirkan , semoga Ibu tahu apakah harus segera ke rumah sakit atau masih mampu menunggu di rumah.

Umumnya , masa kehamilan berlangsung selama 9 bulan 10 hari atau 38-42 minggu. Memasuki bulan ke 9 , Ibu hamil biasanya sudah bersiap untuk menghadapi datangnya waktu persalinan. Saat usia kehamilan mencapai 38 ahad , banyak sekali tanda-tanda melahirkan sudah dekat mulai bermunculan.

Tanda-tanda akan melahirkan dalam waktu dekat mampu terjadi di waktu berbeda. Ada yang muncul semenjak beberapa ahad sebelum persalinan , ada juga yang gres terasa beberapa hari ataupun beberapa jam sebelum persalinan. Agar Ibu mengetahui bahwa si kecil sudah ingin benar-benar dilahirkan , mari kenali banyak sekali tanda persalinan secara lebih mendalam.


Nyeri di Bagian Selangkangan


Rasa nyeri ini muncul alasannya yaitu badan Ibu tengah melepaskan hormon relaksin dalam jumlah maksimal , biasanya di usia kehamilan 38-40 minggu. Relaksin yaitu hormon yang berfungsi melunakkan dan meregangkan ligamen atau sambungan tulang , sehingga timbul celah di antara kedua tulang panggul , sebagai salah satu bentuk persiapan badan dalam menyediakan jalan lahir bagi janin.

Selain pada ligamen , pelunakkan juga terjadi pada sendi-sendi di area panggul (pelvis). Inilah yang memicu timbulnya sensasi gila dan tidak nyaman alias rasa sakit yang Ibu hamil rasakan di panggul , pinggul , paha , dan bokong. Rasa nyeri di adegan selangkangan merupakan salah satu menandakan persalinan sudah dekat. Namun , bila tidak dibarengi dengan menandakan lain , kemungkinan Ibu belum akan melahirkan dalam beberapa jam ke depan.

Jika rasa nyeri tersebut sangat jago , sebaiknya segera periksakan ke rumah sakit. Pada sebagian kecil Ibu hamil , nyeri jago di adegan selangkangan mampu menjadi indikasi dari suatu kondisi yang disebut Symphysis Pubis Dysfunction (SPD) , yakni ketika celah yang terbentuk akhir peregangan di antara kedua tulang panggul cukup lebar. Setelah persalinan , badan berhenti melepaskan relaksin sehingga nyeri di sekitar selangkangan umumnya akan hilang dengan sendirinya.


Sering Buang Air Kecil


Di trimester ketiga , rahim makin besar dan kian menekan organ-organ di sekelilingnya , termasuk kandung kemih. Akibat adanya tekanan tersebut , kapasitasnya untuk menyimpan urine pun berkurang. Hal ini menyebabkan frekuensi buang air kecil Ibu hamil semakin tinggi.

Ditambah lagi , beberapa pekan atau beberapa hari menjelang persalinan , posisi janin semakin turun ke panggul dan menunjukkan tekanan lebih berpengaruh kepada kandung kemih. Selain sering buang air kecil , Ibu hamil juga umumnya akan “mengompol” atau kesulitan menahan keluarnya urine ketika sedang batuk , bersin atau tertawa.

Frekuensi buang air kecil yang meningkat merupakan salah satu indikasi bahwa janin sudah turun ke panggul dan bersiap memasuki jalan lahir. Jika diikuti dengan kontraksi atau pecahnya ketuban , mampu dipastikan waktu bersalin sudah tiba. Namun , bila tidak dibarengi dengan tanda persalinan yang lain , Ibu tidak perlu terburu-buru ke rumah sakit alasannya yaitu waktu persalinan masih beberapa ahad atau beberapa hari lagi.


Keluar Lendir Darah


Selama kehamilan , leher rahim atau serviks Ibu akan “disumbat” oleh semacam lendir. “Penyumbatan” ini terjadi secara alamiah dan berfungsi melindungi rahim dari jangkauan bakteri. Ketika kehamilan Ibu sudah cukup bulan dan serviks mulai mengendur , lendir tersebut akan terlepas dan keluar melalui vagina. Warnanya mampu cokelat , merah muda atau merah gelap , alasannya yaitu disertai darah dari sobeknya pembuluh darah. Keluarnya lendir ini mampu terjadi beberapa jam ataupun beberapa hari sebelum proses persalinan berlangsung.


Sakit Pada Punggung


Saat hamil renta , mampu saja tiba-tiba Ibu mencicipi sakit yang jago pada punggung adegan bawah. Biasanya hal ini terjadi akhir janin sedang berusaha memutar tubuhnya menuju posisi yang benar , yaitu jalan lahir. Perubahan posisi ini biasanya terjadi ketika usia kehamilan mencapai 37 minggu. Janin akan berusaha turun ke rongga panggul dengan kepala di bawah dan wajah menempel pada tulang belakang Ibu.

Akan tetapi , terkadang yang terjadi tidak persis menyerupai itu. Saat turun , mampu saja tempurung kepala janin yang menempel pada tulang belakang Ibu , inilah yang membuat Ibu mencicipi sakit jago pada punggung. Rasa sakit di punggung menandakan janin sudah berada di jalan lahir dan dalam hitungan ahad atau hari , ia pun siap dilahirkan.


Terjadi Kontraksi


Kontraksi yang terjadi , sering kali digambarkan menyerupai rasa sakit berupa kram pada perut serta mulas yang biasa dialami ketika menstruasi , tetapi lebih intens. Kontraksi merupakan salah satu bentuk persiapan rahim dalam menyambut datangnya waktu persalinan. Kontraksi persalinan yang sebenarnya yaitu menandakan utama Ibu akan segera melahirkan dalam beberapa jam ke depan.
Ciri-cirinya yaitu :
  • Frekuensi sangat sering dan semakin lama semakin kuat. Kontraksi terjadi setiap 10 menit sekali atau kurang , dengan durasi masing-masing selama 40-60 detik.
  • Disertai keluarnya darah dan lendir dari vagina.
  • Disertai keluarnya air ketuban.

Jika kontraksi muncul dengan jarak yang teratur , tidak lama (sekitar satu menit) , tidak semakin berpengaruh , dan tidak disertai nyeri pada adegan selangkangan atau panggul , tandanya Ibu sedang mengalami kontraksi Braxton Hicks atau kontraksi palsu. Bila kontraksi sungguhan terasa di adegan belakang badan , kontraksi palsu terasa di adegan depan perut. Ibu dapat memastikan jenis kontraksi dengan berpindah posisi. Bila rasa mulas seketika berkurang atau hilang , tandanya itu kontraksi palsu. Sebaliknya , bila Ibu sudah bergerak kesana kemari , tetapi kontraksi terasa semakin berpengaruh , artinya waktu melahirkan sudah tiba dan Ibu harus segera ke rumah sakit.


Ketuban Pecah


Ketuban pecah merupakan salah satu menandakan berpengaruh bahwa Ibu sudah memasuki waktu melahirkan. Bila ketuban pecah , yang antara lain ditandai dengan keluarnya air ketuban dari vagina secara cepat dan dalam jumlah banyak , maka Ibu harus segera ke rumah sakit. Biasanya persalinan akan terjadi sekitar 24 jam setelah ketuban pecah.

Air ketuban yang normal berwarna jernih atau putih bening. Umumnya , keluarnya air ketuban didahului dengan kontraksi persalinan. Namun , ada juga Ibu hamil yang ketubannya pecah tanpa mencicipi kontraksi. Ini yang perlu diwaspadai , alasannya yaitu air ketuban mampu keluar secara perlahan dan bertahap , tanpa disadari oleh Ibu hamil. Jika air ketuban habis , janin menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan keselamatannya pun terancam.

Kaprikornus , bila Ibu mencicipi ada cairan keluar dari vagina , segeralah periksa warnanya. Bila warnanya bening , keluarnya sedikit-sedikit , tetapi terus-menerus , kemungkinan ketuban Ibu sudah pecah. Jika air ketuban yang keluar berwarna keruh atau kehijauan , tandanya kondisi di dalam rahim sudah tidak baik bagi janin dan Ibu harus segera ke rumah sakit.


Puting Basah Karena ASI “rembes”


Salah satu bentuk persiapan badan dalam menyambut bayi yaitu memastikan ASI siap diproduksi. Persiapan ini sudah berjalan semenjak kehamilan memasuki trimester ketiga. Struktur payudara Ibu berubah dan kelenjar yang memproduksi ASI mulai bekerja. Sebagian Ibu hamil mengalami ASI “rembes” jauh hari sebelum waktu persalinan tiba , namun kebanyakan Ibu hamil mengalami ASI “rembes” beberapa ahad ataupun beberapa hari menjelang hari melahirkan.

ASI yang keluar sebelum Ibu melahirkan itu yaitu kolostrum , yaitu zat bernutrisi tinggi berwarna bening kekuningan. Kolostrum kaya akan protein , rendah lemak , dan mengandung antibodi , yang dihasilkan oleh kelenjar susu Ibu. Kolostrum merupakan makanan alami paling ideal bagi bayi. Zat yang terdapat di dalam ASI ini hanya keluar ketika Ibu melahirkan sampai 1-2 hari setelahnya. Selanjutnya , payudara Ibu gres mulai menghasilkan ASI yang akan diminum oleh bayi selama minimal enam bulan ke depan. Jika problem ASI “rembes” sangat mengganggu dan membuat tidak nyaman ketika berada di luar rumah , Ibu mampu mencoba mengenakan breast pad untuk mencegah ASI merembes dan membasahi baju.


Diare


Ketika Ibu hamil sudah memasuki tahap awal persalinan , badan akan melepas lebih banyak prostaglandin , hormon yang membantu proses kontraksi dan pembukaan. Terkadang hormon ini menunjukkan stimulasi berlebihan terhadap usus sehingga memicu terjadinya diare.

Selain itu , semenjak beberapa ahad menuju hari perkiraan lahir (HPL) , semua otot di rahim sudah melemas guna mempersiapkan diri terhadap persalinan , termasuk yang terdapat di rectum (ujung jalan masuk pencernaan yang berakhir di anus). Salah satu akhir dari pelemasan itu yaitu Ibu hamil jadi mudah diare. Meski terasa sangat tidak nyaman , namun gejala ini merupakan salah satu tanda-tanda penting bahwa waktu melahirkan sudah tinggal beberapa hari lagi.

Agar tidak dehidrasi alasannya yaitu terlalu sering pup , perbanyaklah konsumsi air putih. Pastikan juga porsi makan tidak berkurang , semoga Ibu tetap memiliki energi sambil menunggu datangnya waktu persalinan. Selain itu , ada baiknya untuk sementara menghindari jenis makanan dan minuman yang mudah merangsang timbulnya diare , menyerupai susu serta makanan pedas dan asam.


Bengkak di Daerah Vagina


Saat kehamilan memasuki ahad ke 37 , janin secara aktif bergerak menuju panggul sehingga menyebabkan tekanan di area vagina. Hal ini antara lain yang membuat vagina terasa membengkak. Selain itu , bisul pada vagina juga mampu muncul bila proses persalinan berlangsung lama , alasannya yaitu posisi bayi yang terus menekan menuju jalan lahir. Jika pembengkakan terjadi sebelum Ibu memasuki proses persalinan , cukup kompres area vagina dengan handuk yang sudah dibasahi air hambar untuk meringankan rasa tidak nyaman.


Posisi Janin Sudah Turun


Mendekati waktu persalinan , posisi janin akan semakin turun ke panggul. Kepalanya berada di bawah menekan rongga panggul , menandakan ia siap untuk dilahirkan. Pada Ibu hamil yang gres mengalami kehamilan pertama , penurunan biasanya terjadi pada ketika usia kehamilan mencapai 37 minggu. Bagi Ibu hamil yang sudah pernah melahirkan , posisi bayi akan turun ketika usia kehamilan di atas 38 minggu.

Meski begitu , penurunan ini bukan berarti Ibu sudah hendak melahirkan dalam hitungan jam. Persalinan mampu saja terjadi dalam beberapa hari atau beberapa ahad ke depan. Ibu perlu menunggu menandakan persalinan yang lain , menyerupai kontraksi atau ketuban pecah untuk memastikan ketika melahirkan sudah tiba.

Minggu, 30 Juli 2017

Mungkinkah Ibu Yang Hamil Tapi Calon Ayah Ikut Ngidam ?

ayah ikut ngidam ,ayah ngidam ,calon ayah ngidam ,ibu hamil ayah ngidam ,ngidam pada ayah
Ayah ikut ngidam. Mungkinkah? Mual muntah , sulit tidur , nafsu makan berkurang , cepat lelah dan mengantuk , emosi yang naik turun hingga mengidam makanan tertentu ialah kisah yang biasa kita dengar ketika Ibu menjalani kehamilan di trimester pertama. Namun , adakalanya Ayah pun mengalami gejala-gejala kehamilan ini. Ada yang hanya merasa jadi sering mengantuk menyerupai istrinya yang hamil , ada pula yang hingga mengalami muntah-muntah hebat. Ternyata , banyak juga Ayah yang mengalaminya. Kok , bisa ya?

Fenomena ini berjulukan sindrom couvade. Couvade berasal dari Bahasa Perancis “couver” yang artinya mengerami atau menetaskan. Istilah ini digunakan pertama kali oleh seorang antropolog , Edward Burnett Tylor , pada 1865. Ia menggunakan istilah itu untuk mendeskripsikan impian atau kecemasan mengenai kelahiran bayi pada komunitas primitif.

Kendati namanya terdengar abnormal di pendengaran , cukup banyak Ayah yang mengalami fenomena ini. Peneliti Dr. Arthur Brennan dari Kingston University di London pada 2007 mempelajari 282 laki-laki yang akan mempersiapkan diri menjadi Ayah. Hasil yang didapatkan , sekitar 55% laki-laki ini turut mengalami gejala yang biasanya dialami oleh sang istri ketika hamil. Sejumlah penelitian lain mencatat sebanyak 25-52% calon Ayah di Amerika ikut merasakannya. Bahkan di Thailand , angka Ayah yang mengalaminya diperkirakan mencapai 61%.

Dari banyak sekali kasus sindrom couvade atau Ayah ngidam yang terjadi , gejalanya meliputi fisiologis dan psikologis. Gejala fisiologis , misalnya mual , rasa nyeri di perut , kembung , perubahan nafsu makan , gangguan pernapasan , sakit gigi , kaki kram , sakit punggung hingga iritasi organ genital atau susukan kencing. Sedangkan gejala psikologis , contohnya perubahan pola tidur , kecemasan , depresi , gelisah , dan berkurangnya libido.


Simpati Kelewat Besar


Ternyata , sindrom couvade lebih disebabkan oleh factor psikologis. Ayah seakan-akan mengalami gejala kehamilan karena rasa simpati yang kelewat besar pada kondisi Ibu. Itu sebabnya , sindrom couvade juga sering disebut sebagai kehamilan simpatik (symphatetic pregnancy). Perasaan simpati ditandai dengan kemampuan mencicipi apa yang dialami , dilakukan , dan diderita oleh orang lain.

Seorang Ayah yang akan menyambut kedatangan sang buah hati , umumnya dilanda perasaan bangga dan bersemangat. Namun , bersamaan dengan itu , ada juga rasa cemas , khawatir dan tegang menghadapi persalinan , serta tanggung jawab sebagai seorang Ayah. Ketika banyak sekali emosi ini menguasai pikiran seorang Ayah , efeknya antara lain bisa memunculkan keluhan yang bersifat fisiologis. Misalnya , keluhan mag sering kali bila diperiksa lebih seksama , penyebabnya asalah perasaan cemas dan tegang berlebihan. Inilah yang membuat sindrom couvade juga dapat disertai gejala fisiologis.

Sindrom couvade biasanya muncul pada trimester pertama dan ketiga kehamilan. Pasalnya , pada periode ini umumnya Ibu lebih banyak mengalami keluhan. Dengan sendirinya , Ibu pun lebih banyak menceritakan keluhan ini kepada Ayah. Adanya “serbuan” keluhan ini dapat menstimulasi Ayah , sehingga bersimpati dengan kadar yang tinggi dan menimbulkan Ayah seakan-akan ikut mengalami keluhan tersebut. Sindrom couvade biasanya menurun pada trimester kedua , karena kehamilan Ibu lebih berjalan “damai” pada periode ini.

Meski sindrom couvade umumnya menghilang setelah kelahiran sang buah hati , bisa saja Ayah kembali mengalaminya ketika menunggu kelahiran anak kedua , ketiga , dan seterusnya. Sebaliknya , mungkin juga Ayah tidak mengalaminya ketika menunggu kelahiran anak pertama , tapi mengalaminya ketika Ibu hamil anak kedua. Makin dalam Ayah terlibat dengan kehamilan Ibu , makin besar peluang Ayah mengalami sindrom ini. Misalnya , Ayah yang mengalami tingkat kekhawatiran tinggi karena kehamilan Ibu berisiko tinggi akan lebih mungkin ikut mengalami gejala-gejala kehamilan dibandingkan Ayah yang tingkat kecemasannya rendah.


Atasi Dengan Logika


Bila sindrom ini tidak terlalu mengganggu rutinitas Ayah , nikmati saja sebagai adegan dari menunggu proses kelahiran sang buah hati. Lain hal bila sudah berlebihan dan dirasakan mengganggu , tentu saja Ayah harus mencari jalan untuk dapat mengatasinya.

Saat muncul rasa simpati , yang mayoritas berperan ialah aspek perasaan atau emosional dari seorang Ayah. Emosi dikontrol oleh system limbik pada otak manusia. Ketika system limbik bekerja dengan sangat aktif , korteks prefrontal yang mengatur kebijaksanaan di adegan otak depan akan menjadi lemah. Karena itu , ketika sindrom couvade menyerang , Ayah harus dapat berpikir dengan logis dan menyadari semua tindakan Ayah. Aktifkan kembali korteks prefrontal biar dapat meredam emosi yang berlebihan tadi.

Misalnya , di waktu tengah malam Ayah merasa sangat ingin mengudap makanan tertentu menyerupai layaknya seorang Ibu yang sedang mengidam. Padahal , sudah tidak mungkin ada penjual makanan tersebut di tengah malam menyerupai itu. Untuk meredakan keinginan “mengidam” tersebut , Ayah harus kembali berpikir dengan logis bahwa yang sedang hamil dan mengalami gejala-gejala kehamilan ialah Ibu , bukan Ayah. Tekankan pikiran bahwa tengah malam begitu kehadiran Ayah lebih diperlukan di sisi Ibu untuk menemani dan melindungi Ibu di rumah , bukan malah berkeliaran di luar rumah menuruti keinginan mencari makanan.

Ibu pun dapat mengingatkan Ayah bila melihat sindrom couvade atau ngidam pada Ayah yang dialami mulai terasa mengganggu. Namun , Ibu juga jangan hingga marah-marah dan emosi yang berlebihan. Kondisi demikian hanya akan menambah runyam keadaan rumah tangga.

Bila Ibu merasa tidak bisa mengingatkan Ayah mengenai sindrom couvade yang dialaminya , coba minta pertolongan teman-teman Ayah sesama Ayah untuk berbicara dari hati ke hati. Menurut sebuah penelitian , seorang Ayah lebih mudah dipengaruhi oleh sesama Ayah dibandingkan oleh istri , orangtua , ataupun tenaga kesehatan. Teman-teman Ayah yang saling membuatkan kisah dan mengingatkan Ayah dapat membantunya untuk dapat lepas dari sindrom couvade yang menyerangnya ini.

Apa yang Dimaksud Dengan Kehamilan Resiko Tinggi ?

kehamilan resiko tinggi , latar belakang kehamilan resiko tinggi , kehamilan risiko tinggi , kehamilan beresiko tinggi , faktor resiko tinggi kehamilan , kehamilan resiko tinggi ibu hamil , kehamilan berisiko tinggi , penyakit kehamilan resiko tinggi , faktor resiko tinggi pada kehamilan , tanda tanda kehamilan resiko tinggi , pengertian kehamilan risiko tinggi , kriteria kehamilan beresiko tinggi
Baru mendengar mengenai kehamilan resiko tinggi saja sudah bikin hati menciut , apalagi jikalau harus menjalaninya. Namun , jangan khawatir , ada aktivitas untuk memperkecil resikonya.

Secara sederhana , kehamilan resiko tinggi ialah kehamilan yang dapat menjadikan komplikasi pada Ibu , bayi , maupun keduanya. Ada sejumlah faktor resiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya komplikasi kehamilan alias kehamilan beresiko tinggi , yaitu :


Faktor-Faktor Resiko


Usia Saat Hamil. Ibu yang hamil di bawah usia 17 tahun atau di atas 35 tahun lebih berpotensi mengalami komplikasi kehamilan. Resiko keguguran dan kelainan genetik akan meningkat jikalau Ibu hamil di atas usia 40 tahun. Sementara , organ reproduksi yang belum matang pada Ibu hamil di bawah usia 17 tahun akan meningkatkan resiko kelahiran prematur.

Penyakit Yang Menyertai Sebelum Kehamilan. Kehamilan dikategorikan kehamilan beresiko tinggi bila Ibu memiliki tekanan darah tinggi , gangguan ginjal , gangguan jantung , diabetes , penyakit autoimun ibarat lupus , asma , kanker , sampai talassemia. Begitu pula jikalau Ibu memiliki problem obesitas atau sebaliknya , berat tubuh rendah (underweight) , juga mengalami problem infeksi akut , ibarat infeksi akhir penyakit menular seksual.

Riwayat Kesehatan. Ibu dengan riwayat keguguran berulang , pernah mengalami komplikasi pada kehamilan sebelumnya atau riwayat penyakit kelainan genetik dalam keluarga , berpotensi mengalami kehamilan beresiko tinggi. Ada kemungkinan kejadian tersebut berulang pada kehamilan berikutnya. Begitu pula jikalau Ibu pernah mengalami trauma/benturan hebat yang mensugesti organ reproduksi , semisal benturan pada panggul sehingga membuat panggul menjadi sempit.

Kehamilan Kembar. Kehamilan kembar meningkatkan resiko perdarahan pada ketika prose persalinan terjadi. Selain itu , umumnya ukuran bayi tidak akan sama , yang satu akan lebih kecil dari yang lain dan posisinya pun melintang. Kemungkinan kelahiran dini atau prematur akan meningkat dalam kehamilan kembar. Selain karena faktor keturunan , Ibu yang hamil melalui aktivitas bayi tabung juga berpotensi mengalami kehamilan kembar.

Riwayat Kelahiran Prematur. Disebut prematur jikalau bayi lahir sebelum usia 37 minggu. Kelahiran prematur pada kehamilan sebelumnya mampu berulang pada kehamilan berikutnya. Oleh karena itu , Ibu hamil dengan riwayat kelahiran prematur digolongkan memiliki kehamilan beresiko tinggi. Sementara , kelahiran prematur itu sendiri mampu disebabkan oleh banyak sekali faktor , diantaranya infeksi pada Ibu hamil dan verbal rahim yang memendek sebelum waktunya (inkompetensi serviks) , selain factor riwayat kelahiran prematur itu sendiri.


Komplikasi Kehamilan


Selain faktor-faktor resiko , komplikasi kehamilan juga mampu membuat kehamilan digolongkan beresiko tinggi. Pada awalnya kehamilan berjalan sehat tanpa problem apa pun , tetapi di tengah perjalanannya , muncul komplikasi yang mengubah status kehamilan menjadi beresiko tinggi. Ini beberapa komplikasinya :

Preeklamsia. Usia muda , riwayat preeklamsia atau tekanan darah tinggi pada kehamilan sebelumnya , malnutrisi , kehamilan kembar , kehamilan mola hedatidosa , serta Ibu hamil dengan kondisi medis tertentu ibarat penyakit jantung , kelainan tiroid , gangguan ginjal , diabetes , maupun penyakit lupus mampu meningkatkan resiko preeklamsia. Bila wajah dan tangan Ibu tiba-tiba sangat membengkak , mampu jadi hal tersebut merupakan gejala preeklamsia. Begitu pula jikalau tekanan darah Ibu tiba-tiba melonjak tinggi. Dokter jago kandungan akan memastikan diagnosis melalui pemeriksaan tekanan darah dan urine.

Plasenta Previa. Kondisi ini terjadi ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Semestinya plasenta tumbuh di episode atas rahim , tetapi karena sejumlah faktor , plasenta tumbuh di episode bawah rahim. Bila Ibu mengalami perdarahan melalui vagina tapi tanpa rasa nyeri , mampu jadi itu salah satu gejalanya. Plasenta previa dapat terdeteksi melalui pemeriksaan USG setelah ahad ke 12 kehamilan.

Diabetes Kehamilan (Gestational Diabetes). Sebanyak 18% Ibu hamil mengalami diabetes kehamilan. Hal ini disebabkan perubahan hormonal yang terjadi ketika hamil. Jika kadar darah Ibu hamil tidak dikontrol , janin berat tubuh lahir bayinya nanti mampu melebihi 4 kg. Berat tubuh besar ibarat ini meningkatkan resiko bayi tersangkut ketika persalinan dan resiko bayi mengalami penyakit degeneratif di masa depan (saat dewasa) , ibarat : diabetes , jantung , dan obesitas. Selain itu , diabetes kehamilan juga meningkatkan resiko preeklamsia , kelahiran prematur , sampai resiko diabetes menetap dan penyakit jantung pascapersalinan pada Ibu.

Menurut penelitian yang dilakukan University California of San Fransisco , jumlah kehamilan beresiko tinggi bersama-sama hanya 6-8% dari semua kehamilan. Jika dengan membaca penjelasan tadi Ibu merasa termasuk dalam beresiko tinggi , ambilah langkah-langkah yang diharapkan untuk menjaga kesehatan diri serta janin di kandungan.


Apa Yang Harus Dilakukan Dengan Kehamilan Resiko Tinggi?


Melakukan kontrol teratur pada dokter kandungan dan kebidanan (obstetric dan ginekologi/obgin) merupakan suatu keharusan. Misal , jikalau Ibu telah memiliki riwayat kelahiran prrematur , dokter akan memeriksa apakah Ibu mengalami inkompetensi serviks. Jika ya , maka dokter akan melaksanakan pengikatan verbal rahim untuk mencegah verbal rahim memendek dan terbuka sebelum waktunya.

Bila Ibu diketahui memiliki penyakit tertentu , ibarat diabetes mellitus atau tekanan darah tinggi , dokter akan memberi cara mengontrolnya. Begitu pula jikalau Ibu diketahui mengidap penyakit jantung , infeksi , kelainan kromosom , atau obesitas.

Dalam menangani sebuah kehamilan beresiko tinggi , biasanya dokter kandungan akan bekerja sama dengan dokter seorang jago lain , semisal seorang jago penyakit jantung jikalau Ibu hamil mengidap gangguan jantung.

Segera setelah tahu kondisi kehamilan termasuk beresiko tinggi , berkonsultasilah pada dokter kandungan sub seorang jago fetomaternal. Dokter sub seorang jago ini mempunyai keahlian mendiagnosis atau mendeteksi kelainan pada janin (fetus) atau Ibu (materna). Pemeriksaan fetomaternal meliputi deteksi dini kelainan genetic dan kromosom pada janin sampai pemeriksaan kelainan darah ibarat talassemia.

Selanjutnya , biar selalu dapat memantau kesehatan kehamilan , Ibu harus rutin memeriksakan diri pada dokter kandungan dan melaksanakan minimal empat kali pemeriksaan USG selama masa kehamilan. Segera komunikasikan pada dokter jikalau Ibu hamil mencicipi gangguan kesehatan , sekalipun belum tiba saatnya aktivitas untuk kembali kontrol rutin kehamilan.

Dokter kandungan yang baik akan menginformasikan segala gejala yang perlu diwaspadai terkait kondisi kesehatan Ibu. Misalnya , jikalau Ibu mengidap tekanan darah tinggi , dokter akan meminta Ibu segera ke dokter jikalau mengalami pusing hebat , pandangan kabur , dan muncul rasa mual , karena itu semua merupakan sebagian gejala preeklamsia. Dengan kontrol yang teratur , diharapkan resiko yang ada tentunya mampu ditekan.