Saat usia kehamilan Ibu sudah cukup bulan , artinya si kecil mampu lahir kapan saja. Kenalilah menyerupai apa tanda-tanda melahirkan , semoga Ibu tahu apakah harus segera ke rumah sakit atau masih mampu menunggu di rumah.
Umumnya , masa kehamilan berlangsung selama 9 bulan 10 hari atau 38-42 minggu. Memasuki bulan ke 9 , Ibu hamil biasanya sudah bersiap untuk menghadapi datangnya waktu persalinan. Saat usia kehamilan mencapai 38 ahad , banyak sekali tanda-tanda melahirkan sudah dekat mulai bermunculan.
Tanda-tanda akan melahirkan dalam waktu dekat mampu terjadi di waktu berbeda. Ada yang muncul semenjak beberapa ahad sebelum persalinan , ada juga yang gres terasa beberapa hari ataupun beberapa jam sebelum persalinan. Agar Ibu mengetahui bahwa si kecil sudah ingin benar-benar dilahirkan , mari kenali banyak sekali tanda persalinan secara lebih mendalam.
Nyeri di Bagian Selangkangan
Rasa nyeri ini muncul alasannya yaitu badan Ibu tengah melepaskan hormon relaksin dalam jumlah maksimal , biasanya di usia kehamilan 38-40 minggu. Relaksin yaitu hormon yang berfungsi melunakkan dan meregangkan ligamen atau sambungan tulang , sehingga timbul celah di antara kedua tulang panggul , sebagai salah satu bentuk persiapan badan dalam menyediakan jalan lahir bagi janin.
Selain pada ligamen , pelunakkan juga terjadi pada sendi-sendi di area panggul (pelvis). Inilah yang memicu timbulnya sensasi gila dan tidak nyaman alias rasa sakit yang Ibu hamil rasakan di panggul , pinggul , paha , dan bokong. Rasa nyeri di adegan selangkangan merupakan salah satu menandakan persalinan sudah dekat. Namun , bila tidak dibarengi dengan menandakan lain , kemungkinan Ibu belum akan melahirkan dalam beberapa jam ke depan.
Jika rasa nyeri tersebut sangat jago , sebaiknya segera periksakan ke rumah sakit. Pada sebagian kecil Ibu hamil , nyeri jago di adegan selangkangan mampu menjadi indikasi dari suatu kondisi yang disebut Symphysis Pubis Dysfunction (SPD) , yakni ketika celah yang terbentuk akhir peregangan di antara kedua tulang panggul cukup lebar. Setelah persalinan , badan berhenti melepaskan relaksin sehingga nyeri di sekitar selangkangan umumnya akan hilang dengan sendirinya.
Sering Buang Air Kecil
Di trimester ketiga , rahim makin besar dan kian menekan organ-organ di sekelilingnya , termasuk kandung kemih. Akibat adanya tekanan tersebut , kapasitasnya untuk menyimpan urine pun berkurang. Hal ini menyebabkan frekuensi buang air kecil Ibu hamil semakin tinggi.
Ditambah lagi , beberapa pekan atau beberapa hari menjelang persalinan , posisi janin semakin turun ke panggul dan menunjukkan tekanan lebih berpengaruh kepada kandung kemih. Selain sering buang air kecil , Ibu hamil juga umumnya akan “mengompol” atau kesulitan menahan keluarnya urine ketika sedang batuk , bersin atau tertawa.
Frekuensi buang air kecil yang meningkat merupakan salah satu indikasi bahwa janin sudah turun ke panggul dan bersiap memasuki jalan lahir. Jika diikuti dengan kontraksi atau pecahnya ketuban , mampu dipastikan waktu bersalin sudah tiba. Namun , bila tidak dibarengi dengan tanda persalinan yang lain , Ibu tidak perlu terburu-buru ke rumah sakit alasannya yaitu waktu persalinan masih beberapa ahad atau beberapa hari lagi.
Keluar Lendir Darah
Selama kehamilan , leher rahim atau serviks Ibu akan “disumbat” oleh semacam lendir. “Penyumbatan” ini terjadi secara alamiah dan berfungsi melindungi rahim dari jangkauan bakteri. Ketika kehamilan Ibu sudah cukup bulan dan serviks mulai mengendur , lendir tersebut akan terlepas dan keluar melalui vagina. Warnanya mampu cokelat , merah muda atau merah gelap , alasannya yaitu disertai darah dari sobeknya pembuluh darah. Keluarnya lendir ini mampu terjadi beberapa jam ataupun beberapa hari sebelum proses persalinan berlangsung.
Sakit Pada Punggung
Saat hamil renta , mampu saja tiba-tiba Ibu mencicipi sakit yang jago pada punggung adegan bawah. Biasanya hal ini terjadi akhir janin sedang berusaha memutar tubuhnya menuju posisi yang benar , yaitu jalan lahir. Perubahan posisi ini biasanya terjadi ketika usia kehamilan mencapai 37 minggu. Janin akan berusaha turun ke rongga panggul dengan kepala di bawah dan wajah menempel pada tulang belakang Ibu.
Akan tetapi , terkadang yang terjadi tidak persis menyerupai itu. Saat turun , mampu saja tempurung kepala janin yang menempel pada tulang belakang Ibu , inilah yang membuat Ibu mencicipi sakit jago pada punggung. Rasa sakit di punggung menandakan janin sudah berada di jalan lahir dan dalam hitungan ahad atau hari , ia pun siap dilahirkan.
Terjadi Kontraksi
Kontraksi yang terjadi , sering kali digambarkan menyerupai rasa sakit berupa kram pada perut serta mulas yang biasa dialami ketika menstruasi , tetapi lebih intens. Kontraksi merupakan salah satu bentuk persiapan rahim dalam menyambut datangnya waktu persalinan. Kontraksi persalinan yang sebenarnya yaitu menandakan utama Ibu akan segera melahirkan dalam beberapa jam ke depan.
Ciri-cirinya yaitu :
- Frekuensi sangat sering dan semakin lama semakin kuat. Kontraksi terjadi setiap 10 menit sekali atau kurang , dengan durasi masing-masing selama 40-60 detik.
- Disertai keluarnya darah dan lendir dari vagina.
- Disertai keluarnya air ketuban.
Jika kontraksi muncul dengan jarak yang teratur , tidak lama (sekitar satu menit) , tidak semakin berpengaruh , dan tidak disertai nyeri pada adegan selangkangan atau panggul , tandanya Ibu sedang mengalami kontraksi Braxton Hicks atau kontraksi palsu. Bila kontraksi sungguhan terasa di adegan belakang badan , kontraksi palsu terasa di adegan depan perut. Ibu dapat memastikan jenis kontraksi dengan berpindah posisi. Bila rasa mulas seketika berkurang atau hilang , tandanya itu kontraksi palsu. Sebaliknya , bila Ibu sudah bergerak kesana kemari , tetapi kontraksi terasa semakin berpengaruh , artinya waktu melahirkan sudah tiba dan Ibu harus segera ke rumah sakit.
Ketuban Pecah
Ketuban pecah merupakan salah satu menandakan berpengaruh bahwa Ibu sudah memasuki waktu melahirkan. Bila ketuban pecah , yang antara lain ditandai dengan keluarnya air ketuban dari vagina secara cepat dan dalam jumlah banyak , maka Ibu harus segera ke rumah sakit. Biasanya persalinan akan terjadi sekitar 24 jam setelah ketuban pecah.
Air ketuban yang normal berwarna jernih atau putih bening. Umumnya , keluarnya air ketuban didahului dengan kontraksi persalinan. Namun , ada juga Ibu hamil yang ketubannya pecah tanpa mencicipi kontraksi. Ini yang perlu diwaspadai , alasannya yaitu air ketuban mampu keluar secara perlahan dan bertahap , tanpa disadari oleh Ibu hamil. Jika air ketuban habis , janin menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan keselamatannya pun terancam.
Kaprikornus , bila Ibu mencicipi ada cairan keluar dari vagina , segeralah periksa warnanya. Bila warnanya bening , keluarnya sedikit-sedikit , tetapi terus-menerus , kemungkinan ketuban Ibu sudah pecah. Jika air ketuban yang keluar berwarna keruh atau kehijauan , tandanya kondisi di dalam rahim sudah tidak baik bagi janin dan Ibu harus segera ke rumah sakit.
Puting Basah Karena ASI “rembes”
Salah satu bentuk persiapan badan dalam menyambut bayi yaitu memastikan ASI siap diproduksi. Persiapan ini sudah berjalan semenjak kehamilan memasuki trimester ketiga. Struktur payudara Ibu berubah dan kelenjar yang memproduksi ASI mulai bekerja. Sebagian Ibu hamil mengalami ASI “rembes” jauh hari sebelum waktu persalinan tiba , namun kebanyakan Ibu hamil mengalami ASI “rembes” beberapa ahad ataupun beberapa hari menjelang hari melahirkan.
ASI yang keluar sebelum Ibu melahirkan itu yaitu kolostrum , yaitu zat bernutrisi tinggi berwarna bening kekuningan. Kolostrum kaya akan protein , rendah lemak , dan mengandung antibodi , yang dihasilkan oleh kelenjar susu Ibu. Kolostrum merupakan makanan alami paling ideal bagi bayi. Zat yang terdapat di dalam ASI ini hanya keluar ketika Ibu melahirkan sampai 1-2 hari setelahnya. Selanjutnya , payudara Ibu gres mulai menghasilkan ASI yang akan diminum oleh bayi selama minimal enam bulan ke depan. Jika problem ASI “rembes” sangat mengganggu dan membuat tidak nyaman ketika berada di luar rumah , Ibu mampu mencoba mengenakan breast pad untuk mencegah ASI merembes dan membasahi baju.
Diare
Ketika Ibu hamil sudah memasuki tahap awal persalinan , badan akan melepas lebih banyak prostaglandin , hormon yang membantu proses kontraksi dan pembukaan. Terkadang hormon ini menunjukkan stimulasi berlebihan terhadap usus sehingga memicu terjadinya diare.
Selain itu , semenjak beberapa ahad menuju hari perkiraan lahir (HPL) , semua otot di rahim sudah melemas guna mempersiapkan diri terhadap persalinan , termasuk yang terdapat di rectum (ujung jalan masuk pencernaan yang berakhir di anus). Salah satu akhir dari pelemasan itu yaitu Ibu hamil jadi mudah diare. Meski terasa sangat tidak nyaman , namun gejala ini merupakan salah satu tanda-tanda penting bahwa waktu melahirkan sudah tinggal beberapa hari lagi.
Agar tidak dehidrasi alasannya yaitu terlalu sering pup , perbanyaklah konsumsi air putih. Pastikan juga porsi makan tidak berkurang , semoga Ibu tetap memiliki energi sambil menunggu datangnya waktu persalinan. Selain itu , ada baiknya untuk sementara menghindari jenis makanan dan minuman yang mudah merangsang timbulnya diare , menyerupai susu serta makanan pedas dan asam.
Bengkak di Daerah Vagina
Saat kehamilan memasuki ahad ke 37 , janin secara aktif bergerak menuju panggul sehingga menyebabkan tekanan di area vagina. Hal ini antara lain yang membuat vagina terasa membengkak. Selain itu , bisul pada vagina juga mampu muncul bila proses persalinan berlangsung lama , alasannya yaitu posisi bayi yang terus menekan menuju jalan lahir. Jika pembengkakan terjadi sebelum Ibu memasuki proses persalinan , cukup kompres area vagina dengan handuk yang sudah dibasahi air hambar untuk meringankan rasa tidak nyaman.
Posisi Janin Sudah Turun
Mendekati waktu persalinan , posisi janin akan semakin turun ke panggul. Kepalanya berada di bawah menekan rongga panggul , menandakan ia siap untuk dilahirkan. Pada Ibu hamil yang gres mengalami kehamilan pertama , penurunan biasanya terjadi pada ketika usia kehamilan mencapai 37 minggu. Bagi Ibu hamil yang sudah pernah melahirkan , posisi bayi akan turun ketika usia kehamilan di atas 38 minggu.
Meski begitu , penurunan ini bukan berarti Ibu sudah hendak melahirkan dalam hitungan jam. Persalinan mampu saja terjadi dalam beberapa hari atau beberapa ahad ke depan. Ibu perlu menunggu menandakan persalinan yang lain , menyerupai kontraksi atau ketuban pecah untuk memastikan ketika melahirkan sudah tiba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar