Minggu, 30 Juli 2017

Apa yang Dimaksud Dengan Kehamilan Resiko Tinggi ?

kehamilan resiko tinggi , latar belakang kehamilan resiko tinggi , kehamilan risiko tinggi , kehamilan beresiko tinggi , faktor resiko tinggi kehamilan , kehamilan resiko tinggi ibu hamil , kehamilan berisiko tinggi , penyakit kehamilan resiko tinggi , faktor resiko tinggi pada kehamilan , tanda tanda kehamilan resiko tinggi , pengertian kehamilan risiko tinggi , kriteria kehamilan beresiko tinggi
Baru mendengar mengenai kehamilan resiko tinggi saja sudah bikin hati menciut , apalagi jikalau harus menjalaninya. Namun , jangan khawatir , ada aktivitas untuk memperkecil resikonya.

Secara sederhana , kehamilan resiko tinggi ialah kehamilan yang dapat menjadikan komplikasi pada Ibu , bayi , maupun keduanya. Ada sejumlah faktor resiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya komplikasi kehamilan alias kehamilan beresiko tinggi , yaitu :


Faktor-Faktor Resiko


Usia Saat Hamil. Ibu yang hamil di bawah usia 17 tahun atau di atas 35 tahun lebih berpotensi mengalami komplikasi kehamilan. Resiko keguguran dan kelainan genetik akan meningkat jikalau Ibu hamil di atas usia 40 tahun. Sementara , organ reproduksi yang belum matang pada Ibu hamil di bawah usia 17 tahun akan meningkatkan resiko kelahiran prematur.

Penyakit Yang Menyertai Sebelum Kehamilan. Kehamilan dikategorikan kehamilan beresiko tinggi bila Ibu memiliki tekanan darah tinggi , gangguan ginjal , gangguan jantung , diabetes , penyakit autoimun ibarat lupus , asma , kanker , sampai talassemia. Begitu pula jikalau Ibu memiliki problem obesitas atau sebaliknya , berat tubuh rendah (underweight) , juga mengalami problem infeksi akut , ibarat infeksi akhir penyakit menular seksual.

Riwayat Kesehatan. Ibu dengan riwayat keguguran berulang , pernah mengalami komplikasi pada kehamilan sebelumnya atau riwayat penyakit kelainan genetik dalam keluarga , berpotensi mengalami kehamilan beresiko tinggi. Ada kemungkinan kejadian tersebut berulang pada kehamilan berikutnya. Begitu pula jikalau Ibu pernah mengalami trauma/benturan hebat yang mensugesti organ reproduksi , semisal benturan pada panggul sehingga membuat panggul menjadi sempit.

Kehamilan Kembar. Kehamilan kembar meningkatkan resiko perdarahan pada ketika prose persalinan terjadi. Selain itu , umumnya ukuran bayi tidak akan sama , yang satu akan lebih kecil dari yang lain dan posisinya pun melintang. Kemungkinan kelahiran dini atau prematur akan meningkat dalam kehamilan kembar. Selain karena faktor keturunan , Ibu yang hamil melalui aktivitas bayi tabung juga berpotensi mengalami kehamilan kembar.

Riwayat Kelahiran Prematur. Disebut prematur jikalau bayi lahir sebelum usia 37 minggu. Kelahiran prematur pada kehamilan sebelumnya mampu berulang pada kehamilan berikutnya. Oleh karena itu , Ibu hamil dengan riwayat kelahiran prematur digolongkan memiliki kehamilan beresiko tinggi. Sementara , kelahiran prematur itu sendiri mampu disebabkan oleh banyak sekali faktor , diantaranya infeksi pada Ibu hamil dan verbal rahim yang memendek sebelum waktunya (inkompetensi serviks) , selain factor riwayat kelahiran prematur itu sendiri.


Komplikasi Kehamilan


Selain faktor-faktor resiko , komplikasi kehamilan juga mampu membuat kehamilan digolongkan beresiko tinggi. Pada awalnya kehamilan berjalan sehat tanpa problem apa pun , tetapi di tengah perjalanannya , muncul komplikasi yang mengubah status kehamilan menjadi beresiko tinggi. Ini beberapa komplikasinya :

Preeklamsia. Usia muda , riwayat preeklamsia atau tekanan darah tinggi pada kehamilan sebelumnya , malnutrisi , kehamilan kembar , kehamilan mola hedatidosa , serta Ibu hamil dengan kondisi medis tertentu ibarat penyakit jantung , kelainan tiroid , gangguan ginjal , diabetes , maupun penyakit lupus mampu meningkatkan resiko preeklamsia. Bila wajah dan tangan Ibu tiba-tiba sangat membengkak , mampu jadi hal tersebut merupakan gejala preeklamsia. Begitu pula jikalau tekanan darah Ibu tiba-tiba melonjak tinggi. Dokter jago kandungan akan memastikan diagnosis melalui pemeriksaan tekanan darah dan urine.

Plasenta Previa. Kondisi ini terjadi ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Semestinya plasenta tumbuh di episode atas rahim , tetapi karena sejumlah faktor , plasenta tumbuh di episode bawah rahim. Bila Ibu mengalami perdarahan melalui vagina tapi tanpa rasa nyeri , mampu jadi itu salah satu gejalanya. Plasenta previa dapat terdeteksi melalui pemeriksaan USG setelah ahad ke 12 kehamilan.

Diabetes Kehamilan (Gestational Diabetes). Sebanyak 18% Ibu hamil mengalami diabetes kehamilan. Hal ini disebabkan perubahan hormonal yang terjadi ketika hamil. Jika kadar darah Ibu hamil tidak dikontrol , janin berat tubuh lahir bayinya nanti mampu melebihi 4 kg. Berat tubuh besar ibarat ini meningkatkan resiko bayi tersangkut ketika persalinan dan resiko bayi mengalami penyakit degeneratif di masa depan (saat dewasa) , ibarat : diabetes , jantung , dan obesitas. Selain itu , diabetes kehamilan juga meningkatkan resiko preeklamsia , kelahiran prematur , sampai resiko diabetes menetap dan penyakit jantung pascapersalinan pada Ibu.

Menurut penelitian yang dilakukan University California of San Fransisco , jumlah kehamilan beresiko tinggi bersama-sama hanya 6-8% dari semua kehamilan. Jika dengan membaca penjelasan tadi Ibu merasa termasuk dalam beresiko tinggi , ambilah langkah-langkah yang diharapkan untuk menjaga kesehatan diri serta janin di kandungan.


Apa Yang Harus Dilakukan Dengan Kehamilan Resiko Tinggi?


Melakukan kontrol teratur pada dokter kandungan dan kebidanan (obstetric dan ginekologi/obgin) merupakan suatu keharusan. Misal , jikalau Ibu telah memiliki riwayat kelahiran prrematur , dokter akan memeriksa apakah Ibu mengalami inkompetensi serviks. Jika ya , maka dokter akan melaksanakan pengikatan verbal rahim untuk mencegah verbal rahim memendek dan terbuka sebelum waktunya.

Bila Ibu diketahui memiliki penyakit tertentu , ibarat diabetes mellitus atau tekanan darah tinggi , dokter akan memberi cara mengontrolnya. Begitu pula jikalau Ibu diketahui mengidap penyakit jantung , infeksi , kelainan kromosom , atau obesitas.

Dalam menangani sebuah kehamilan beresiko tinggi , biasanya dokter kandungan akan bekerja sama dengan dokter seorang jago lain , semisal seorang jago penyakit jantung jikalau Ibu hamil mengidap gangguan jantung.

Segera setelah tahu kondisi kehamilan termasuk beresiko tinggi , berkonsultasilah pada dokter kandungan sub seorang jago fetomaternal. Dokter sub seorang jago ini mempunyai keahlian mendiagnosis atau mendeteksi kelainan pada janin (fetus) atau Ibu (materna). Pemeriksaan fetomaternal meliputi deteksi dini kelainan genetic dan kromosom pada janin sampai pemeriksaan kelainan darah ibarat talassemia.

Selanjutnya , biar selalu dapat memantau kesehatan kehamilan , Ibu harus rutin memeriksakan diri pada dokter kandungan dan melaksanakan minimal empat kali pemeriksaan USG selama masa kehamilan. Segera komunikasikan pada dokter jikalau Ibu hamil mencicipi gangguan kesehatan , sekalipun belum tiba saatnya aktivitas untuk kembali kontrol rutin kehamilan.

Dokter kandungan yang baik akan menginformasikan segala gejala yang perlu diwaspadai terkait kondisi kesehatan Ibu. Misalnya , jikalau Ibu mengidap tekanan darah tinggi , dokter akan meminta Ibu segera ke dokter jikalau mengalami pusing hebat , pandangan kabur , dan muncul rasa mual , karena itu semua merupakan sebagian gejala preeklamsia. Dengan kontrol yang teratur , diharapkan resiko yang ada tentunya mampu ditekan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar